Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Semakin Ketatnya Persaingan Mobil Listrik
13 Februari 2017 17:37 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:18 WIB
ADVERTISEMENT
Menipisnya cadangan energi fosil dan persoalan isu lingkungan diprediksi bakal menghentikan kiprah mobil berbahan bakar minyak. Bahkan, International Energy Agency (IEA) meramal mobil berbahan bakar minyak akan tergantikan pada 2020.
ADVERTISEMENT
Mobil listrik disebut-sebut menjadi jawaban kebutuhan transportasi di masa mendatang. Namun, ketahanan baterai menjadi tantangan pabrikan. Saat ini, produsen terus berinovasi demi merebut pasar dengan menjanjikan baterai listrik yang tahan lama sampai inovasi dengan menggunakan bahan hidrogen.
Belum lama ini, muncul mobil listrik terbaru yang ditawarkan Nanoflowcell. Perusahaan terjun ke pasar dengan melansir mobil listrik Quant 48VOLT. Dikutip dari Motor1.com, mobil ini memiliki dua tangki bahan bakar, masing-masing berisi elektrolit positif dan negatif untuk menghasilkan reaksi listrik.
Terdapat pula superkapasitor dan baterai yang bisa menyerap energi berlebih. NanoFlowcell mengklaim setiap kilogram cairan elektrolit mampu menyimpan energi 20 kali lipat lebih banyak dibandingkan asam-timbal aki konvensional dan lima kali lebih baik dari baterai lithium-ion.
ADVERTISEMENT
Teknologi ini telah diaplikasikan pada konsep Quant e-Sportlimousine yang punya tiga versi, 644 tenaga kuda (Tk), 912 Tk, dan 1,074. Berkat tangki berkapasitas 400 liter (200 liter elektrolit positif dan negatif) mobil tersebut memiliki daya jelajah hingga 800 kilometer.
Klaim kekuatan kapasitas listrik jadi bahan jualan produsen. Direktur Eksekutif Pusat Unggulan Iptek Bidang Sistem Kontrol Otomotif (PUI-SKO) Institut Teknologi Surabaya, Yuniarto, mengatakan hingga saat ini belum ada solusi soal pengisian listrik yang efisien. “Termasuk kemampuan baterai,” kata Direktur Eksekutif Pusat Unggulan Iptek Bidang Sistem Kontrol Otomotif (PUI-SKO) Institut Teknologi Surabaya, Yuniarto, kepada kumparan, Senin (13/2).
Meski demikian, pasar mobil listrik tetap saja terus menggeliat. Tesla Motors-kini Tesla-yang bisa dibilang pioner dalam pengembangan mobil listrik sudah mengeluarkan versi terbarunya Tesla Model 3. Sebelumnya, mereka memiliki Tesla Model S dan Model X. Mengutip Reuters, keluaran paling anyar mereka cukup sukses dengan angka penjualan hingga 500 ribu unit. Padahal, mobil itu baru dipasarkan pada 2018.
ADVERTISEMENT
Memang belum ada informasi lengkap soal spesifikasi Model 3. Dari laman resminya, mobil ini menjanjikan daya jelajah 346 km dalam sekali pengisian baterai penuh. Sementara akselerasi 0-100 km per jam bisa dicapai hanya dalam enam detik.
Melihat kesuksesan Tesla, perusahaan lain tak mau kalah. Perusahaan rintisan atau startup Faraday Future, bahkan hadir lagi dengan memperkenalkan FF91 di Consumer Electronics Show (CES) 2017, Las Vegas, Amerika Serikat (AS). FF91 dijanjikan memiliki kemampuan akselerasi 0-100 km per jam dalam 2,39 detik. Di kelasnya, mobil ini berhadapan dengan Tesla Model S.
Jenama Jepang seperti Toyota dan Honda juga tak mau ketinggalan. Mereka mengusung mobil-mobil listrik yang bersumber dari reaksi hidrogen. Untuk produk ini, Toyota menetaskan Mirai, sedangkan Honda dengan Clarity.
ADVERTISEMENT
Cara kerjanya seperti ini: Hidrogen bertekanan pada tangki dialirkan untuk bereaksi dengan oksigen. Reaksi ini menghasilkan uap air dan listrik (fuel cell). Nah, listrik itulah yang digunakan untuk menggerakan motor. Sementara uap air dibuang melalui knalpot.
Meski mengandalkan hidrogen, Toyota Mirai dan Honda Clarity masih menggunakan baterai. Tetapi, fungsinya hanya untuk memberikan sokongan daya tambahan ketika mobil berakselerasi. Listrik untuk mengisi baterai dipanen dari sistem rem generatif.
Dengan hidrogen, Toyota mengklaim Mirai bisa melaju sejauh 502 kilometer per jam dengan mengandalkan satu tangki penuh. Sedangkan Honda Clarity punya kemampuan jelajah 589 kilometer.
Toyota mengaku optimistis dengan mobil hybrid keluaran barunya. Bulan lalu, pabrikan Jepang mulai tes pasar di Uni Emirat Arab untuk produk Toyota Mirai. "Uni Emirat Arab menjadi yang terdepan dalam penggunaan energi bersih," kata CEO Toyota Takeshi Uchiyamada seperti dikutip Reuters.
ADVERTISEMENT