Serangan Merek Mobil China, Belum Goyah 'Geng' Jepang di Indonesia

13 Januari 2020 13:30 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wuling Almaz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
zoom-in-whitePerbesar
Wuling Almaz Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Hadirnya produsen kendaraan roda empat dari China cukup menarik perhatian pasar otomotif di Indonesia. Sebut Wuling, sejak pertama kali menancapkan bisnisnya di Tanah Air pada 2015, jenama asal Negeri Tirai Bambu itu kini berada di posisi 10 besar.
ADVERTISEMENT
Berdasarkan data Gaikindo periode Januari hingga November 2019, Wuling mencatatkan penjualan retail 18.244 unit atau naik 32.1 persen. Mereka sukses menyalip Nissan dan mengancam posisi Isuzu, dengan selisih angka 4.377 unit.
Wuling ekspor Almaz dengan emblem Chevrolet ke Thailand Foto: Ghulam M. Nayazri/kumparan
Iya, Wuling memang cukup serius dengan ekspansinya di Indonesia. Namun, Direktur Marketing PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Amelia Tjandra, menyebut penetrasi bisnis merek tersebut belum mengancam pangsa pasar otomotif yang masih dikuasai produk Jepang.
"Masih (didominasi) Jepang, kan yang marketshare di atas 10 persen cuma Mitsubishi, Honda, Suzuki. Kalau (merek) China di Indonesia mungkin hanya sekitar 5 persenan saja," kata Amelia Tjandra di Astra Daihatsu Motor Head Office, Sunter, Jakarta Utara, Kamis (9/1).
Daihatsu Terios Custom di acara GIIAS 2018. Foto: Iqbal FIrdaus/kumparan
Hingga akhir tahun 2019, penjualan ritel Daihatsu memang terpaut jauh di atas Wuling yaitu pada posisi ke-2 dari marketshare nasional. Mereka lebih mewaspadai Honda di peringkat ke-3, yang bisa saja merebut runner up dengan beberapa lini produk barunya.
ADVERTISEMENT
"Rival kami (Daihatsu) berganti-ganti, kalau tahun lalu rival kami Mitsubishi, tahun ini berganti (Honda). Semua ini merebut posisi nomor 2. Nomor 1 tidak mungkin. Toyota kan marketshare-nya di atas 32 persen, kita 17 persen. Sehingga posisi nomor 2 akan jadi rebutan dari banyak merek," ujar Amel.
Klasemen penjualan ritel merek mobil di Indonesia periode Januari-November 2019:
1. Toyota - 297,584 unit
2. Daihatsu - 159.431 unit
3. Honda - 135.076 unit
4. Mitsubishi Motors - 110.654 unit
5. Suzuki - 92.464 unit
6. Mitsubishi Fuso - 37.975 unit
7. Hino - 28.149 unit
8. Isuzu - 22.621 unit
9. Wuling - 18.244 unit
10. Nissan - 11.747 unit
Beberapa unit test New Daihatsu Sigra terpakir di kawasan Mall Bandung. Foto: Daihatsu
Amel menyebut, modal investasi besar yang dimiliki merek China seperti Wuling dan DFSK tidak serta merta dapat membuat mereka bertahan di Indonesia. Kepercayaan kepada customer juga harus diperhatikan, terlebih merek Jepang sudah lebih dulu malang melintang.
ADVERTISEMENT
"Berbisnis di otomotif perlu napas panjang, modal besar, dan resources yang tangguh. Merek China yang jualan, mereka butuh waktu, sedangkan kita sudah menyiapkan fondasinya dari tahun 70-an. Jadi dari 34 provinsi kita sudah ada di 33 outlet, saya yakin belum tentu produk-produk China punya outlet yang selengkap kita," jelasnya.
Chevrolet mengeluarkan mobil terbaru. Foto: Dok. GM Indonesia
Ia pun menggarisbawahi beberapa jenama dari Amerika Serikat, Korea Selatan, dan Jepang yang hengkang dari Indonesia karena keterbatasan modal dan kurangnya kepercayaan masyarakat.
"Jangka panjang sudah buka penjualan belum tentu laku, sementara uang sudah harus keluar terus. Kalau modalnya tidak sanggup pasti pada tutup. Dua (merek) sudah tutup, bukan hanya dua, tapi dari Amerika, Korea Selatan, dan Jepang juga sudah ada yang tutup," pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Meski begitu, Kepala Marketing & CS Division PT ADM, Hendrayadi Lastiyoso, mengatakan tetap memandang merek China seperti Wuling dan DFSK sebagai kompetitor. "Kita tetap perhatikan sebagai kompetitor tapi jangka panjang," kata Hendrayadi Lastiyoso.