Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 ยฉ PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Bukan rahasia umum kalau tidak sedikit pemilik mobil baru yang bingung soal perawatannya. Bukan soal lokasi atau mekanismenya, melainkan karena jangka waktu servisnya yang berbeda.
ADVERTISEMENT
Kenapa berbeda? Jadi gini maksudnya. Contohnya pada beberapa model Suzuki. Pada buku perawatan berkala tertera kalau interval servis yang harus dilakukan setiap 10 ribu km atau 6 bulan sekali, tergantung periode mana yang tercapai lebih dahulu.
Namun ketika sudah melakukan servis di bengkel resmi, biasanya service advisor menganjurkan untuk melakukan servis setiap 5.000 km sekali.
Begitu pun pada mobil-mobil Toyota, pada buku pedoman servis tertera 10.000 km tapi ketika servis di bengkel resmi dianjurkan setiap 5.000 km sekali.
Mengapa demikian?
Menanggapi hal ini, Aftersales Coordinator diler Suzuki Sejahtera Buana Trada (SBT) Group, Purnomo menjelaskan, hal tersebut sebenarnya adalah opsional bagi konsumen, namun yang utamanya adalah perawatan berkala per 10 ribu km atau 6 bulan sekali.
"Mana yang tercapai lebih dahulu seperti yang tertulis di buku perawatan, sedangkan untuk perawatan berkala umum (5.000 km) digunakan oleh konsumen dengan mobilitas tinggi," buka Purnomo kepada kumparan, Jumat (12/4).
ADVERTISEMENT
"Seperti penggunaan taksi online atau yang frekuensi kemacetan yang sering," timpalnya.
Dealer Technical Support PT Toyota-Astra Motor (TAM), Didi Ahadi juga sependapat. Anjuran utama pabrikan adalah tetap menggunakan skema 10 ribu atau 6 bulan sekali.
"Sekarang Toyota menyarankan setiap 6 bulan atau 10 ribu km, bisa seperti itu (opsional 5.000 km untuk mobil yang intensitas penggunaannya tinggi)," jelas Didi.
Sambung Purnomo, disitulah letak kebingungan para konsumen. Anjuran service advisor soal perawatan tiap 5 ribu km sekali sebenarnya untuk memastikan kondisi mobil tetap prima.
Padahal menurutnya, servis 5.000 km tidak melulu harus ganti oli, karena kemungkinan besar hanya perawatan ringan bisa dilakukan di rumah, atau bila tidak memiliki alatnya maka dilakukan di bengkel resmi.
ADVERTISEMENT
"Jika kondisi olinya masih oke, tidak perlu ganti oli, cukup periksa kendaraan bagian lain misal tekanan ban, pengecekan saluran bahan bakar, dan itu jadi opsi konsumen," katanya.
Adapun kata Purnomo, mudah sekali untuk memastikan kondisi pelumas mesin masih dalam keadaan baik. Bahkan bisa dilakukan di rumah dengan mengecek stik oli berdasarkan warna, kekentalan dan kuantitasnya.
"Kalau sudah kental bener, atau terasa padat dan warnanya berbeda jauh lebih legam, serta kuantitasnya mendekati batas minimum, sebaiknya ganti," tuntas Purnomo.