Siapkan Rp 15 Juta untuk Konversi Mio Listrik, Sekali Cas Bisa 50 Kilometer

13 September 2022 9:10 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi proses konversi sepeda motor bermesin bensin menjadi listrik di Kementerian ESDM. Foto: Dok. Kementerian ESDM
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi proses konversi sepeda motor bermesin bensin menjadi listrik di Kementerian ESDM. Foto: Dok. Kementerian ESDM
ADVERTISEMENT
Perusahaan penyedia komponen sepeda motor, Bintang Racing Team (BRT) belum lama ini tengah menggarap proyek konversi sepeda motor konvensional menjadi sepeda motor listrik.
ADVERTISEMENT
“Kami berusaha memberikan yang terbaik. Simpel dan biaya bersahabat,” urai takarir akun resmi Instagram BRT.
Owner BRT, Tomy Huang mengatakan, konversi kit yang ditawarkannya memiliki beberapa perbedaan jika dibandingkan dengan konversi yang dilakukan oleh bengkel-bengkel modifikasi.
“Kita ditugaskan dan ditunjuk di bawah staf Kementerian, proyek konversi ini sudah dimulai sejak Desember tahun lalu. Pemerintah ingin bagaimana konversi ini menjadi mudah dan murah. Artinya murah bukan murahan, tetapi efisien,” buka Tomy ketika dihubungi kumparan.
Berbeda dengan konversi bengkel modifikasi yang mana beberapa komponen masih didatangkan dari luar negeri. Tomy menyebut, BRT dan perusahaan lainnya secara bersama mengembangkan semua komponen konversi kit di dalam negeri.
“Bengkel modifikasi umumnya kan masih ada beberapa komponen yang didatangkan dari luar (impor), pemerintah juga mendukung itu. Tetapi, juga lebih ingin apabila produksi atau produknya itu ada di dalam negeri. Ada beberapa perusahaan BUMN lainnya yang dilibatkan,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Menurut Tomy, BRT ditugaskan untuk menyediakan komponen ECU atau kontroler dan bracket, sedangkan perusahaan lainnya menyediakan komponen dinamo atau BLDC, baterai pack. Mekanismenya pun plug n play, jadi tidak banyak ubahan yang dilakukan.
“Hampir tidak mengganti komponen-komponen lainnya, seperti transmisi masih pakai bawaanya, speedometer juga sehingga biayanya ditekan. Beda mungkin dengan teman-teman bengkel modifikasi lainnya kreasi dengan mengganti komponen berbeda atau baru,” tukasnya.
Ilustrasi proses konversi sepeda motor bermesin bensin menjadi listrik di Kementerian ESDM. Foto: Dok. Kementerian ESDM
Adapun menyoal spesifikasi konversi kitnya, untuk motor kelas 110 hingga 115 cc menggunakan dinamo berdaya 2 kW dengan baterai 72V 25 Ah. Sekali cas, rata-rata dapat menempuh jarak 40 hingga 50 kilometer dengan kecepatan 90 km/jam.
“Selongsong gas juga enggak perlu diganti, pakai yang sudah ada. Meteran penunjuk indikator bensin, itu kita kalibrasi dengan indikator baterai. Jadi secara prinsip, konversi yang kita lakukan ibaratnya tidak terlihat seperti motor listrik,” terang Tomy.
ADVERTISEMENT
Dirinya menyebut, estimasi waktu untuk mengkonversi sepeda motor listrik membutuhkan waktu dua jam dan biaya konversi estimasi Rp 15 juta. Namun, sayangnya Tomy enggan membeberkan detail rincian harganya.
“Kalau BRT itu beda, misalnya untuk motor tertentu itu sudah disiapkan dinamonya masing-masing, misalnya untuk Mio, dinamo, ECU, kabel-kabelnya sudah ada tinggal pasang saja,” jelas Tomy.
Ia mengatakan, persiapan persiapan tersebut diibaratkannya seperti produksi massal dan akan distandarisasi Dishub. Sehingga nantinya akan lebih mudah jika ingin mengurus surat-suratnya seperti STNK atau nomor polisi.
“Situasi BBM meningkat, permintaan bergeser ke sana, tetapi perlu diketahui krisis ekonomi di dunia itu membuat komponen elektronik susah didapat. Jadi nanti di bulan November kita bisa produksi tetapi terbatas, angka seribuan dulu nanti bertahap lebih banyak,” tutur Tomy.
ADVERTISEMENT
***