Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.103.0

ADVERTISEMENT
Sejumlah pabrikan mulai berkompetisi untuk menyediakan kendaraan berbasis baterai, termasuk Honda. Jenama motor asal Jepang ini bahkan berkomitmen akan mempersiapkan 10 model motor listrik hingga 2025, di mana empat di antaranya mulai dipasarkan pada 2022-2024.
ADVERTISEMENT
“Kami melayani 30 juta pelanggan di seluruh dunia dengan berbagai produk yang ada seperti mobil, sepeda motor, dan power product. Dua per tiga konsumen kami ada di sepeda motor, di satu sisi kami juga harus mewujudkan tujuan netral karbon pada tahun 2050,” buka Managing Officer Honda Motor Co., Ltd., Yoshishige Nomura dikutip dari siaran di akun resmi Youtube Honda Global (13/9).
Nomura mengatakan, tidak seperti mobil, penggunaan sepeda motor di seluruh dunia memiliki kebutuhan yang amat luas. Oleh karena itu, untuk mencapai target netralitas karbon pada industri sepeda motor, diperlukan berbagai macam cara pendekatan.
“Kami memiliki banyak lini produk baik yang dijual di negara maju maupun berkembang. Penggunaannya pun sangat fleksibel sesuai dengan situasi dan kondisi pada setiap negara,” terangnya.
Singkatnya, karena adanya perbedaan geografis dan ekonomi suatu negara, maka kebutuhan sepeda motor untuk beberapa negara di dunia bisa sangat beragam alias belum tentu sama. Khususnya untuk negara berkembang, yang mana peran sepeda motor sangat penting untuk kehidupan sehari-hari.
ADVERTISEMENT
“Sejauh ini, sepeda motor listrik masih menemui sejumlah kendala terkait bobot dan harga yang mahal. Faktor lainnya yang membuat sepeda motor listrik susah untuk populer adalah ketergantungan inisiatif pemberian subsidi dan penyediaan fasilitas pengisian daya ulang baterai oleh pemerintah,” ujar Nomura.
Dirinya menyebut, ada tiga isu utama yang perlu ditangani dalam mempopulerkan sepeda motor listrik yakni jarak tempuh, durasi pengisian, dan harga. Salah satu solusi yang dapat ditempuh, Nomura menambahkan, adalah standardisasi sistem baterai swap.
“Kami percaya bahwa sistem baterai swap adalah solusi untuk mengatasi masalah durasi pengisian, ini juga akan lebih cocok untuk kebutuhan bisnis jasa pengantaran atau kurir,” jelasnya.
Kemudian soal baterai, Honda memilih menggunakan jenis solid state yang juga tengah dikembangkan untuk mobil listrik. Kapasitas daya yang lebih besar dibandingkan dengan lithium konvensional untuk ukuran baterai yang sama, menawarkan daya jelajah yang lebih jauh.
ADVERTISEMENT
“Berkenan dengan infrastruktur pengisian dayanya, Honda telah bekerja sama di beberapa negara untuk meningkatkan pemanfaatan fasilitas Mobile Power Packs (MPP) dan bisnis sharing battery,” papar Nomura.
Contoh realisasinya seperti di Indonesia yang bekerja sama dengan PT HPP Energy Indonesia untuk penyediaan stasiun penggantian baterai di Bali. Kemudian hal serupa juga akan dilakukan di India pada akhir tahun nanti, serta di beberapa negara Asia lainnya.
“Lalu, pengembangan filosofi Monozukuri juga akan diadopsi untuk platform sepeda motor listrik Honda, yang selama ini erat diimplementasikan pada sepeda motor bakar (ICE) Honda,” tukas Nomura.
Dijelaskan, ada tiga komponen utama yang membentuk sepeda motor listrik Honda yakni baterai, Power Control Unit (PCU), dan motor listrik, yang mana platform tersebut nantinya dapat disesuaikan dengan karakteristik produk dan regional yang ada. Peran filosofi Monozukuri diharapkan menawarkan sensasi yang mirip seperti mengendarai sepeda motor konvensional.
ADVERTISEMENT
***