Strategi Hyundai Bikin IONIQ 5 Bekas Menarik untuk Dimiliki

31 Juli 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hyundai IONIQ 5. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Hyundai IONIQ 5. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Chief Operating Officer PT Hyundai Motors Indonesia (HMID) Fransiscus Soerjopranoto mengeklaim, harga mobil listrik bekas di Indonesia sudah mulai terbentuk. Utamanya untuk salah satu model perdana mereka yakni IONIQ 5.
ADVERTISEMENT
Pria yang karib disapa Frans ini bilang, harga bekas IONIQ 5 rata-rata saat ini sudah menyentuh angka Rp 400-500 jutaan. Artinya secara tidak langsung bersinggungan dengan banyak mobil listrik baru yang kini ramai berada di level banderol serupa.
“Jadinya dia masuk ke segmen mobil listrik yang sekarang banyak mobil China, itu yang membuat harga resale value IONIQ 5 tertahan. Jadi orang yang mau punya mobil listrik Rp 300-400 jutaan, sekarang punya pilihan IONIQ 5 seken yang secara spek lebih tinggi," katanya ditemui di Tangerang belum lama ini.
HMID sendiri tercatat sebagai salah satu pemain utama mobil listrik di Tanah Air. Model Ioniq tahun 2020 jadi awalan untuk 'cek ombak' pasar kendaraan elektrik yang kala itu masih sangat sepi dibanding tiga tahun setelahnya.
Pengunjung melihat mobil Hyundai Ioniq 5 pada ajang pameran GIIAS 2022 di ICE BSD, Tangerang, Kamis (11/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
Dua tahun setelahnya atau pada 2022, Hyundai kembali menghadirkan mobil listrik yaitu IONIQ 5 dengan harga mulai Rp 700 jutaan. Saat itu ia tidak sendirian, jenama asal China seperti Wuling turut meramaikan dengan meluncurkan Air ev yang lebih terjangkau.
ADVERTISEMENT
Frans menambahkan, terbentuknya harga mobil listrik bekas saat ini disebabkan oleh beberapa faktor. Bila sebelumnya dipengaruhi oleh daya tahan baterai ataupun ketersediaan fasilitas charging station, saat ini arahnya lebih ke purna jual.
“Kalau kami lihat IONIQ 5 mulai tertahan dan ternyata barrier yang bikin tertahan dari merek-merek baru yang bermunculan. Itu yang menguntungkan kami sebenarnya,” bebernya.
Mobil listrik Hyundai Kona Electric dan pengunjung GIIAS 2024 yang sedang melihat-lihat. Foto: Sena Pratama/kumparan
Pilihan mobil listrik kian beragam di Indonesia, puncaknya terjadi pada tahun 2024 dengan serbuan merek China ke dalam negeri. Mayoritas pemain-pemain meliputi Wuling, MG, Chery, GAC Aion, BYD, Neta, bahkan sampai dari Korea Selatan seperti Hyundai punya produk dengan rentang harga Rp400-Rp500 jutaan.
Tetapi Frans mengaku, mobil listrik Hyundai baik baru dan bekas punya keunggulan tersendiri dibanding kompetitornya. Utamanya soal ketersediaan jaringan penjualan dan layanan garansi yang fleksibel untuk pemiliknya.
ADVERTISEMENT
“Seken enggak apa-apa, karena secara proses inspeksinya, kemudian dipastikan masih ada garansi. Itu garansi masih berlaku kan 8 tahun (Ioniq 5 pertama kali hadir pada 2022). Enggak ada masalah karena mengikat ke kendaraan, bukan konsumennya,” pungkasnya.
***