Survei Jakpat: Tren Penjualan Motor Naik, Honda Paling Banyak Digunakan

11 Januari 2024 17:33 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wujud motor skutik terbaru Honda Vario 125. Foto: Sena Pratama/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Wujud motor skutik terbaru Honda Vario 125. Foto: Sena Pratama/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Pasar sepeda motor terus menggeliat sejak pandemi COVID-19. Sepeda motor pun masih menjadi moda transportasi favorit masyarakat Indonesia.
ADVERTISEMENT
Menurut survei yang dilakukan Jakpat, sebuah aplikasi survei Indonesia yang bisa memberi hasil cepat dan akurat, volume penjualan motor untuk pasar domestik tahun 2023 mencapai 5.221.470 unit, naik 22,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2022 yakni 4.738.216 unit.
Survei nasional itu meliputi 1.021 responden berusia 17-54 orang dengan pengumpulan data melalui aplikasi Jakpat periode 17-23 November 2023. Di antara merek-merek populer, Honda masih merajai pasar.
Berdasarkan survei tersebut, 74,6 persen atau sekitar 762 responden menggunakan sepeda motor merek Honda. Hal ini membuat merek asal Jepang tersebut berada di peringkat teratas sebagai merek sepeda motor yang paling banyak digunakan pada tahun 2023. Padahal, Honda sempat ramai dibicarakan lantaran diterpa kasus rangka eSAF yang diisukan berkarat hingga patah.
ADVERTISEMENT
Lantas, mengapa demikian?

Citra Merek Sepeda Motor Populer

Head of Research Jakpat Aska Primardi mengatakan, responden memilih Honda karena dianggap terpercaya, berkualitas tinggi, dan jadi merek yang punya harga jual kembali tinggi atau stabil dibandingkan merek motor lainnya.
Nah, kasus rangka yang sempat ramai itu rupanya tak menggoyahkan sejumlah pembeli. Mereka yang beli motor Honda, menurutnya, bisa jadi merupakan pelanggan lama yang sudah percaya kualitas sejak lama.
“Itu belajar dari konsumen experience-nya. Kalau sudah loyal, dia bisa menilai ‘Oh tipe tertentu saja’, enggak bisa digeneralisir. Jadi, biasanya, ketika dia melihat informasi, dia pasti mengolah dan lihat pengalaman yang dia punya,” jelas Aska kepada kumparan saat dihubungi Selasa (9/1/2024).
Aska menjelaskan, kesan berbeda mungkin dirasakan pengguna baru Honda.
ADVERTISEMENT
“Bisa jadi informasi negatif itu langsung dia terima dan dia hanya punya persepsi negatif terhadap Honda. Nah itu bisa kehilangan konsumen dari segmen ini. Ini juga bisa jadi kesempatan buat kompetitor untuk menekankan keunggulan dia dibandingkan yang lain,” ujarnya.
Citra positif yang dimiliki merek sepeda motor, menurut Aska, menjadi salah satu pertimbangan orang membeli sepeda motor. Semakin baik citra atau kesan sebuah merek, maka semakin banyak konsumennya.
Dalam survei ini, motor yang handal maksudnya adalah motor yang bisa diandalkan, awet, tahan lama, dan harga jual masih tinggi. Aspek yang terakhir ini, kata Aska, cukup unik di Indonesia.
“Ini yang unik ya di Indonesia, beli motor pertimbangannya ya itu (harga jual tinggi). Saya suka mobil warna merah, walaupun suka, tapi lebih pilih warna netral biar bisa dijual (dengan harga tinggi),” kata Aska.
ADVERTISEMENT

Matic Masih Terus Diminati

Hasil survei Jakpat menyatakan bahwa pengguna Honda ada sebanyak 74,6 persen atau 3 dari 4 responden. Sementara pesaingnya, Yamaha jadi kedua terbanyak, yakni 15,7 persen.
Sepeda motor yang paling banyak digunakan para responden adalah motor matik. Tiga model teratas ialah Scoopy (14 persen), BeAT Sporty (11 persen), dan Vario 125 (11 persen).
Dibandingkan dengan motor listrik, tren motor matik pun dinilai terus meningkat. Aska menilai hal tersebut berawal dari citra positif yang dimiliki oleh suatu brand, seperti misalnya dari campaign yang menarik. Alhasil, konsumen pun bisa lebih loyal, terlebih dengan adanya review bagus dari orang lain.
“Sekalinya (image) positive user terbentuk, pasti konsumen akan lanjut lagi, dia akan merekomendasikan. Zaman sekarang tuh konsumen enggak cukup menjadi user ya, dia bisa bersuara bebas, dia bisa jadi advocate user,” terang Aska.
ADVERTISEMENT