Suzuki Fokus Tingkatkan TKDN Mobil Buatan Indonesia

15 Juni 2022 11:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Booth Suzuki di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Booth Suzuki di GIIAS 2019 Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Krisis semikonduktor yang melanda industri otomotif, membuat beberapa produsen kendaraan harus menempuh berbagai cara agar produksi dan permintaan konsumen tetap terpenuhi.
ADVERTISEMENT
Chip semikonduktor sendiri memiliki peran penting, apalagi untuk kendaraan yang telah dilengkapi dengan perangkat elektronik canggih di dalamnya.
Maka itu, apabila produsen kendaraan tidak dapat melengkapi chip semikonduktor pada kendaraannya, dapat membuat sistem serta fitur tidak dapat berfungsi secara maksimal.
“Kelangkaan chip semikonduktor secara global tidak hanya menimpa industri otomotif tetapi juga contohnya industri elektronik berkaitan dengan suplai akibat terjadinya peningkatan yang signifikan terhadap permintaan chip,” ujar 4W Marketing Director PT SIS, Donny Saputra di Kelapa Gading belum lama ini.
Ilustrasi pabrik Suzuki Foto: dok. Autoportal
Lebih lanjut, Donny menambahkan pihaknya telah menerapkan beberapa langkah seperti meningkatkan nilai kandungan lokal atau local purchase dan penjualan kendaraan produksi dalam negeri.
“Strategi dari perusahaan, setiap tahun kami mencoba meningkatkan penjualan kendaraan proporsi produksi dalam negeri. Ini memperpendek jalur distribusi, memperkecil kekurangan unit di konsumen, dan meminimalisir kekurangan part di dalam produksi,” pungkasnya.
ADVERTISEMENT
Strategi itu, Donny membeberkan, berdasarkan performa penjualan kendaraan produksi lokal Suzuki secara wholesales dan retail mencapai 91 persen pada tahun 2020. Angka tersebut tumbuh menjadi 94 persen pada tahun 2021.
“Jadi untuk menyiasatinya dengan cara fokus jualan berubah, tingkat local content juga kita ubah atau improve, harapannya kita tidak ikut terganggu,” terangnya.
Suzuki XL7 Alpha FF Foto: Dok. Istimewa
Termasuk soal Suzuki Ertiga Hybrid yang baru saja mereka luncurkan di tanah air. Donny menyebut, produksi LMPV dengan teknologi Suzuki Smart Hybrid itu tidak berpengaruh akibat krisis semikonduktor.
“Tidak (berpengaruh), target kami 1.500 per bulan atau 18 ribu per tahun. Jadi kami sudah melakukan kalkulasi, itulah kenapa kuncinya adalah kandungan local purchase, tidak semuanya harus beli dari luar negeri, meski memang mungkin ada beberapa komponen yang butuh impor,” paparnya.
ADVERTISEMENT
Kalaupun ada komponen yang terpengaruh, ia menambahkan, hal tersebut bukan komponen yang krusial. Sebab, Donny mengatakan, kebutuhan chip pada kendaraan bisa berbeda-beda.
“Chip itu kan juga macam-macam, ada yang buat ECU, ada yang buat lampu, ada yang untuk MID. Salah satu contoh komponen lokal adalah penggunaan perangkat audio. Kalau kami menggunakan audio yang diproduksi di Indonesia artinya ketergantungan kami terhadap pasokan dari negara lain akan hilang kan? Nah, ini akan mempermudah produksi kami,” tutup Donny.
***