Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Sejak resmi dijual pada GIIAS 2019 lalu, permintaan terhadap Suzuki Jimny memang terus membludak. Bahkan, karena terbatasnya kuota yang didapatkan PT Suzuki Indomobil Sales (SIS), inden Jimny di beberapa daerah sudah mencapai 2 tahun.
ADVERTISEMENT
Merespons panjangnya antrian inden tersebut, Marketing Director 4W PT SIS, Donny Saputra, mengatakan bahwa pihaknya tengah melobi prinsipal Suzuki agar Jimny bisa diproduksi di Tanah Air.
“Kami masih terus minta ke prinsipal, tapi memang hingga saat ini belum ada keputusan resminya apakah Indonesia diizinkan atau tidak untuk produksi,” ujar Donny beberapa waktu lalu.
Suzuki Indonesia sendiri, saat ini bukan satu-satunya negara yang menginginkan menjadi basis produksi Jimny. Terdapat Suzuki India yang juga mengajukan permohonan terhadap pihak Suzuki pusat agar dapat menjadi basis produksi Jimny.
“India dan Indonesia mengajukan untuk produksi Jimny . Jadi saat ini, kami ‘gontok-gontokan’ dengan India,” jelas Donny.
Akan tetapi jika melihat peluang yang ada, menurut Donny, Indonesia memiliki peluang yang lebih besar dibanding India. Selain karena tingginya peminat Jimny di Tanah Air, kapasitas pabrik Suzuki di Indonesia yang masih longgar juga bisa menjadi pertimbangan serius bagi prinsipal Suzuki.
ADVERTISEMENT
“Di Jepang itu kapasitas produksinya sudah mentok, cuma 5.000 unit per tahun. Begitu juga dengan India, disana sudah full. Sedangkan di Indonesia, pabrik yang di Cikarang saja baru satu shift, jadi masih bisa dimaksimalkan,” beber Donny.
Belum lagi, dengan adanya regulasi pajak terbaru yang akan berdasarkan emisi bahan bakar dan bukan penggerak roda, dinilai Donny akan berpotensi membuat penjualan Jimny semakin membludak lagi.
Oleh karena itu, melihat hal-hal tersebut, Donny optimistis Indonesia dapat menjadi basis produksi lain bagi Jimny selain di Jepang.