Tak Jadi Dilarang, Uni Eropa Bolehkan Penjualan Kendaraan dengan Mesin BBM

Sebelumnya, benua biru melarang penjualan kendaraan dengan mesin konvensional mulai tahun 2035. Sehingga produsen hanya diperbolehkan menjual kendaraan elektrifikasi saja.

Mengutip Reuters, Kementerian Transportasi Jerman mengajukan keberatan di bulan ini, beberapa hari sebelum pemungutan suara untuk menyetujui itu. Italia, Polandia, dan Hungaria pun memiliki sikap yang sama terhadap aturan tersebut.
“Kami membutuhkan bahan bakar e-fuel. Karena, tidak ada alternatif jika kami ingin mengoperasikan kendaraan kami dengan cara yang netral iklim. (Kita) harus menjaga semua opsi teknologi tetap terbuka dan menggunakannya,” kata Menteri Transportasi Jerman, Volker Wissing dikutip Bloomberg.

Ini tak mengherankan sebab Porsche dan Ferrari, merupakan beberapa perusahaan yang sedang mengembangkan e-fuel. Porsche mulai memproduksi bahan bakar sintetis e-fuel di Punta Arenas, Chile, akhir tahun lalu. Sementara, Ferrari baru mengungkapkan niatnya untuk berinvestasi untuk produksi e-fuel.
E-fuel adalah bahan bakar sintetik yang dibuat dengan cara, mencampur hidrogen yang didapat dari elektrolisis air, dengan energi ramah lingkungan, serta karbondioksida yang didapat dari penyaringan udara di atmosfer.

Kedua bahan tersebut melewati proses sintesis dan pemurnian, hingga menjadi bahan bakar berbentuk cairan seperti BBM . Dengan ini, kendaraan konvensional dapat memenuhi target netral karbon karena karbondioksida yang ada di atmosfer digunakan kembali, dan didaur ulang.
Menurut Reuters, mobil-mobil baru yang diproduksi dengan mesin ICE nantinya wajib dilengkapi alat pengenal bahan bakar atau fueling inducement system. Ini bisa menentukan jenis bahan bakar yang digunakan dan mencegah kendaraan beroperasi kalau tidak diisi dengan bahan bakar netral karbon (e-fuel).
Namun, itu bisa menimbulkan masalah baru bagi produsen mobil di berbagai negara Eropa, utamanya Jerman. Sebab, mereka harus melakukan pengembangan mesin baru untuk memenuhi persyaratan tersebut.