Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
Tanpa Insentif, Hyundai Mau Jual Mobil Hybrid di Indonesia
11 Agustus 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
President Director of Hyundai Motors Indonesia (HMID), Fransiscus Soerjopranoto turut menanggapi pernyataan pemerintah yang tak akan menambah kebijakan baru di sektor otomotif. Utamanya soal sinyal tak ada pemberian insentif mobil hybrid .
ADVERTISEMENT
"Kalau dari Hyundai intinya kita coba untuk mengikuti lah, ya apa semua yang sudah diatur pemerintah," buka pria yang karib disapa Frans ini ditemui di Jakarta, Jumat (9/8) malam.
Lebih-lebih, dirinya justru bersikap terbuka soal rencana pabrikan yang ingin memasarkan mobil hybrid Hyundai di Tanah Air. Frans bilang, adanya kepastian kebijakan kendaraan elektrifikasi membuat masyarakat tak akan bingung ketika hendak membelinya.
"Konsumen jadi enggak berpikir lagi bahwa setelah beli kendaraan, lalu misalnya dalam waktu beberapa hari atau bulan kemudian harganya turun (karena diberi insentif). Jadi ada kepastian mengenai kebijakannya, jadi kita lebih tenang dalam meluncurkan produk baru hybrid," jelas Frans.
HMID termasuk salah satu pabrikan yang getol mempromosikan mobil listrik atau Battery Electric Vehicle (BEV). Menurut Frans, itu sebagai bentuk dukungan pemerintah yang mencanangkan percepatan penyerapan mobil listrik di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
"Kalau waktu pertama kali tahun 2020, Hyundai memutuskan untuk ikut aturan pemerintah dengan memperkenalkan IONIQ dan Kona. Kemudian diperbarui jadi IONIQ 5 dan Kona Electric ditambah baterai komponen lokal. Kita semua ikut aturan pemerintah," katanya.
Sementara untuk teknologi elektrifikasi lainnya seperti hibrida atau Hybrid Electric Vehicle (HEV), dirinya menambahkan sejatinya Hyundai secara kemampuan sudah siap. Terbukti dengan model-model global mereka yang punya pilihan PHEV dan FCEV.
"Nah, kalau hybrid engga dapat insentif, tapi kita lihat di situ ada peluang. Market-nya seperti disampaikan 1:3, saya pernah bilang juga bahwa kalau ada gula, ada semut. Kalau hybrid pasarnya sekitar tiga kali lipat, kenapa Hyundai enggak masuk di market itu," bebernya.
Penjualan mobil hybrid dianggap bagus, pemerintah tak beri kebijakan baru untuk otomotif
Beberapa waktu lalu, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menegaskan bahwa pemerintah akan menerapkan kebijakan untuk sektor otomotif yang sudah berjalan saat ini.
ADVERTISEMENT
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," kata Airlangga saat konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, awal pekan ini.
Menurutnya, penjualan mobil hybrid saat ini terbilang cemerlang dengan skema yang sudah berjalan hingga kini. Dua kali lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan listrik murni berbasis baterai atau BEV.
"Tentu kita dorong bahwa (battery) electric vehicle (BEV) ini yang harus didorong supaya lebih cepat lagi. Tapi dari pameran otomotif kemarin, hasilnya relatif bagus untuk kita mendorong penjualan," jelas Airlangga.
Artinya, momen mobil hybrid akan mendapat insentif seperti mobil listrik akhirnya tidak terwujud, setidaknya untuk tahun ini. Padahal, beberapa pabrikan sudah menyatakan penantiannya terkait stimulus dari pemerintah tersebut.
ADVERTISEMENT
"Sempat kemarin mereka menunggu apakah ada kebijakan baru atau tidak, jadi tentu ada yang menunggu. Namun pemerintah terus dengan kebijakan-kebijakan yang ada saja," kata Airlangga.
Data yang dihimpun dari Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), produk elektrifikasi yang meliputi hibrida seperti Hybrid Electric Vehicle (HEV) atau Plug-in Hybrid Electric Vehicle (PHEV) sudah terjual 25.850 unit selama Januari-Juni 2024.
Distribusi dari pabrik ke diler atau wholesales itu menyumbang pangsa pasar sebesar 6,3 persen dari total market enam bulan pertama tahun 2024 yang jumlahnya 408.012 unit. Sementara, mobil listrik atau BEV baru 11.938 unit alias berkontribusi 2,9 persen.
***