Tarik Pemain Kendaraan Listrik China dengan Regulasi Bebas Pajak hingga 8 Tahun

18 November 2020 14:24 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengunjung melihat mobil listrik Wuling E100 di pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Pengunjung melihat mobil listrik Wuling E100 di pameran GIIAS 2018 di ICE, BSD, Tangerang, Sabtu (4/8). Foto: Aditia Noviansyah/kumparan
ADVERTISEMENT
Thailand bergerak cepat, meluncurkan paket insentif baru untuk menarik investasi kendaraan listrik (electric vehicle/EV), khususnya yang berasal dari China, seperti dikutip dari Nikkei, Selasa (17/11).
ADVERTISEMENT
Jadi industri otomotif yang punya proyek kendaraan listrik, dengan nilai investasi minimal 5 miliar baht (setara Rp 2,3 triliun), akan dibebaskan dari pajak perusahaan selama delapan tahun.
Bukan cuma untuk produsen mobil listrik, tapi juga untuk empat komponen inti EV, termasuk komponen reduction gear dan sistem pengereman regeneratif.
Tujuannya untuk mendongkrak industri kendaraan listrik, yang ditargetkan bisa mencapai 30 persen dari total produksi nasional pada 2030.
Aktivitas produksi pabrik Nissan di Indonesia. Foto: Nikkei
"Paket investasi ini menjawab perubahan radikal yang sedang berlangsung dalam industri mobil global," kata Sekretaris Jenderal Board of Investment Thailand Duangjai Asawachintachit.
Dia menambahkan, tindakan tersebut juga akan mempercepat pengembangan produksi kendaraan listrik, dan rantai pasokannya di Negeri yang dikenal sebagai 'Detroit dari Asia Tenggara.
ADVERTISEMENT
Senior Manager Nomura Research Institute Thailand Hajime Yamamoto, menyebut langkah tersebut merupakan bentuk frustrasi, karena produksi EV tidak berkembang di sana.
Terbitnya program insentif baru ini, otomatis menggugurkan paket kebijakan lama soal EV, yang terbit pada 2018 lalu.
Mobil listrik Morris Garage MG S EV. Foto: gaadi.com

Jepang garap hybrid, China kendaraan listrik

Dalam program insentif sebelumnya, setidaknya ada 26 proposal telah disetujui, termasuk mobil hybrid dan plug-in hybrid, yang banyak dikejar oleh pabrikan Jepang.
Pemain besar seperti Toyota Motor dan Mitsubishi Motors memprioritaskan segmen itu, dan menempatkan mobil listrik berbasis baterai jauh di belakang.
Sedangkan pabrikan asal China yang sudah memegang teknologi mobil listrik, dan berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, sudah bersiap hadir di Thailand.
Great Wall Motors misalnya, bakal mengoperasikan pabrik kendaraan listrik pada awal 2021 dan diharapkan untuk mengajukan insentif baru. SAIC Motor, yang sudah beroperasi di Thailand, berencana untuk mulai membangun mobil listrik juga.
Penjualan mobil Thailand 2020. Foto: Bangkok Post