Tekan Kerugian, Nissan Batalkan Proyek Pabrik Baterai EV di Jepang
14 Mei 2025 5:30 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
ADVERTISEMENT
Nissan Motor secara resmi mengumumkan membatalkan rencana pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik. Pabrik yang terletak di Pulau Kyushu di Jepang Selatan tersebut bernilai 1,1 miliar dolar AS.
ADVERTISEMENT
Disitat dari Reuters, pada Januari lalu, pabrikan otomotif terbesar ketiga di Jepang ini mengumumkan rencananya untuk mendirikan pabrik baterai lithium iron phosphate (LFP) di kota Kitakyushu. Nissan mengeklaim bila pabrik tersebut mampu menciptakan 500 lapangan pekerjaan dengan nilai investasi 153,3 miliar yen atau sekitar Rp 17,4 triliun.
"Nissan mengambil tindakan pemulihan segera dan menjajaki semua opsi untuk memulihkan kinerjanya," kata perwakilan Nissan.
"Setelah mempertimbangkan secara cermat efisiensi investasi, kami telah memutuskan untuk membatalkan pembangunan pabrik baterai LFP baru di Kota Kitakyushu, Prefektur Fukuoka," lanjut keterangan tersebut.
Pernyataan tersebut menunjukkan rencana pabrikan dalam mengurangi ambisinya di pasar domestik.
Berdasarkan laporan surat kabar Nikkei, Nissan juga menawarkan pensiun dini kepada ratusan pekerja di Jepang. Kabar tersebut menjadi pengurangan karyawan pertama yang dilakukan Nissan di Jepang dalam kurun waktu 18 tahun terakhir.
ADVERTISEMENT
CEO baru Nissan, Ican Espinisa yang menggantikan Makoto Uchida saat ini sedang melakukan restrukturisasi. Selain melakukan pemangkasan karyawan, mengurangi kapasitas produksi, Nissan juga melakukan penutupan pabrik di beberapa negara.
Nissan juga sudah mengumumkan rencananya memangkas 9.000 pekerjaan dan mengurangi kapasitas global sebesar 20 persen sebagai bagian dari rencana restrukturisasi.
Nissan terakhir kali melakukan program pensiun dini di Jepang pada tahun 2007. Saat itu perusahaan memangkas hingga 1.500 pekerjaan untuk mengimbangi penurunan produksi akibat turunnya penjualan di pasar domestik.
Terkait pembangunan pabrik baterai kendaraan listrik, pemerintah Jepang telah mengalokasikan subsidi hingga 55,7 miliar yen.
Kementerian Perindustrian Jepang menegaskan, awalnya pabrik tersebut diharapkan mulai beroperasi pada Juli 2028 atau setelahnya dengan kapasitas produksi tahunan sebesar 5 GWh.
ADVERTISEMENT
Nissan saat ini sedang fokus pada pemulihan kinerja. Perusahaan memperkirakan akan mencatatkan kerugian bersih antara 700-750 miliar yen untuk tahun fiskal yang berakhir Maret lalu.
Langkah efisiensi mulai dari pemangkasan tenaga kerja dan penutupan pabrik jadi salah satu cara yang dilakukan guna menekan kerugian.