Teknik Pengereman Motor Tanpa ABS di Kala Hujan

7 Juli 2024 7:41 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas saat hujan turun di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur (13/11).  Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Sejumlah pengendara sepeda motor melintas saat hujan turun di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur (13/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Sistem pengereman Anti-lock Braking System (ABS) pada sepeda motor kerap jadi penyelamat pengendara ketika melakukan deselerasi cukup keras mau pun mendadak di jalan licin atau basah akibat hujan.
ADVERTISEMENT
Pengendara cukup menarik tuas atau menginjak pedal rem dengan sangat kuat dan biarkan modul ABS bekerja untuk membagi distribusi kekuatan pengereman secara otomatis agar ban tidak terkunci (selip).
Namun, kita menyadari bahwa tidak semua kendaraan roda dua dilengkapi dengan fitur tersebut. Kendati demikian, tetap ada teknik khusus agar motor tanpa fitur ABS pun bisa berhenti dengan aman.
Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Victor Assani membeberkan, ada teori khusus perkara mengerem ini.
Pengendara sepeda motor melintas saat hujan turun di Jalan Dewi Sartika, Jakarta Timur (13/11). Foto: Iqbal Firdaus/kumparan
"Dalam kecepatan tinggi, secara teori semakin tinggi kecepatannya akan semakin sulit motor untuk dikendalikan," buka Victor kepada kumparan, Sabtu (6/7).
Makanya, Victor bilang jika pengendara motor tetap ingin berkendara saat hujan, penting untuk menjaga kecepatan berkendara yang ideal dengan maksimal 60 km/jam.
ADVERTISEMENT
Sebab, ketika hujan turun apalagi sampai deras dan berdurasi lama, kemungkinan timbul genangan air di jalan semakin besar. Risiko terjadi aquaplanning bisa terjadi akibat menerjang dengan kecepatan tinggi.
"Kalau motor masih berjalan dengan pelan relatif lebih mudah mengendalikan termasuk saat ngerem," imbuhnya.
Ilustrasi jari tangan ke tuas rem sepeda motor Foto: dok. Istimewa
Saat kondisi jalan basah, Victor memberikan kiat untuk lebih mengandalkan rem belakang terlebih dahulu, kemudian diikuti rem depan selang beberapa detik. Porsi pengereman dibagi 55:45.
Selain itu, pengendara perlu juga memahami teknik deselerasi atau memperlambat kecepatan motor tanpa menggunakan rem alias memanfaatkan engine brake sebelum benar-benar berhenti.
"Misalnya, tahu akan berhenti seperti di depan ada lampu merah, seseorang mau menyeberang, atau motor hendak berbelok. Pertama bisa tutup tuas gas, maka biasanya akan terjadi engine brake, baru ketika motor sudah sangat pelan bisa dibantu dengan rem," jelas Victor.
ADVERTISEMENT
Tentunya, teknik tersebut akan lebih efektif bila didukung faktor lainnya seperti kondisi ban prima dengan alur yang masih tebal dan tekanan angin sesuai anjuran pabrikan, serta muatan motor yang tidak overload.
***