Teknik yang Benar Menggunakan Rem ABS Saat Ngerem Mendadak

11 Januari 2024 10:01 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gunakan jari kaki ketika ingin menginjak pedal. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Gunakan jari kaki ketika ingin menginjak pedal. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
Kerja rem ABS (Anti-lock Braking System) di kendaraan baik mobil atau motor, sering kali disalah artikan. Ada teknik yang harus dimengerti ketika memanfaatkan fitur keselamatan yang satu ini.
ADVERTISEMENT
Sesuai namanya, kerja ABS mencegah roda terkunci saat gaya pengereman melebihi friksi antara ban dan permukaan jalan. Sederhananya mencegah ban slip, utamanya ketika pengereman mendadak.
Karena pengertian tersebut, tak sedikit pengemudi yang salah kaprah terhadap kerja ABS. ABS tidak langsung menghentikan laju kendaraan lantaran gaya inersia saat bergerak.
Pengujian sistem ABS pada Mercedes-Benz S-Class w116 pada tahun 1978, sebelum diproduksi massal. Foto: Dok. Daimler
Product Planning Wuling Motors Danang Wiratmoko mengatakan, apabila kendaraan tidak dilengkapi rem ABS, roda yang terkunci atau tidak berotasi saat hard braking, menyebabkan arah gerak mobil susah dikendalikan, cenderung mengikuti arah laju (translasi) meski setir sudah dibelokkan.
Dalam hal ini misalnya, mobil tanpa ABS, ngerem mendadak karena mobil depan berhenti, dan rodanya terkunci, geraknya akan tetap lurus sesuai arah lajunya, kemudian terjadi tabrakan.
ADVERTISEMENT
"Dengan adanya ABS, pengemudi masih dapat melakukan manuver menghindar ketika pengereman darurat," jelas Danang kepada kumparan beberapa waktu lalu.
Bisa diartikan pula dengan bantuan ABS yang aktif, memanfaatkan momentum pergerakan roda yang tidak terkunci, untuk menghindar dari adanya potensi tabrakan dengan material di depan.
Modul ABS DFSK Glory i-Auto Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Maka jangan heran saat ABS bekerja, kendaraan masih akan tetap melaju dengan roda yang berputar secara bertahap, untuk menjaga traksi ke jalan, dan terasa vibrasi dari area roda yang terasa hingga pedal.
Mengenai cara kerjanya, pada masing-masing roda disematkan sensor kecepatan. Peranti ini berfungsi menghitung putaran roda dan dikonversi menjadi kecepatan laju.
Ketika sensor mendeteksi adanya putaran roda yang berbeda saat pengereman, atau bahkan berhenti berputar, unit modulator ABS akan menekan-lepas-menekan-lepas kampas rem.
ADVERTISEMENT
Sehingga yang terjadi sistem akan mempertahankan roda tetap bisa berputar. "Gaya pengereman akan dikurangi pada ban yang selip. Dengan demikian roda yang slip tetap dapat berputar dan mobil masih bisa dikendalikan," pungkas Danang.