Teliti Lagi Sebelum Beli Helm Branded Bekas

28 Agustus 2018 11:55 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:06 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Helm yang sudah dicat (Foto: dok. Tomi Airbush)
zoom-in-whitePerbesar
Helm yang sudah dicat (Foto: dok. Tomi Airbush)
ADVERTISEMENT
Helm branded atau premium dengan harga mahal kini sedang naik daun. Helm-helm yang biasanya dikenakan pebalap terkenal itu kini bisa didapatkan dari rentang harga satu hingga puluhan juta rupiah.
ADVERTISEMENT
Bagi sejumlah orang harga tersebut relatif tinggi, alternatifnya adalah membelinya bekas atau second demi tampil lebih berkelas di antara pemotor lainnya.
Namun jangan asal beli helm branded bekas, sebaiknya cek beberapa hal berikut ini agar tetap mendapatkan helm yang berkualitas tinggi.
"Utamanya lihat dari luarnya dulu, yang penting bukan bekas jatuh kecelakaan ya, kalau kepentok, ada lecet atau baret itu enggak masalah," ujar Salcomo Eato, founder Belajar Helm saat dihubungi kumparanOTO.
Selain lecet atau baret, perhatikan pula apakah helm tersebut bekas dicat kembali atau tidak. Umumnya helm yang sudah dicat ulang untuk menutupi lapisan terluar (outer shell/batok) dari dempulan.
Titik benturan pada helm (Foto: dok. Motorcycle-USA)
zoom-in-whitePerbesar
Titik benturan pada helm (Foto: dok. Motorcycle-USA)
"Helm kalau bekas di-repaint juga teliti lagi vent-nya, karena kalau dicat ulang kan semua komponennya dilepas, nah masalahnya di situ, vent kalau ditempel ulang suka enggak merekat kaya aslinya," tambah Sal, sapaan akrabnya.
ADVERTISEMENT
Kasim, salah satu penggawa dari Belajar Helm juga menambahkan untuk mengecek bagian EPS (Expanded Polystyrene Styrofoam) pada helm. Mudahnya mengetahui EPS adalah komponen yang berupa gabus tebal, biasanya berwarna hitam atau putih setelah melepas seluruh busa helm.
Lapisan inner shell helm (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
zoom-in-whitePerbesar
Lapisan inner shell helm (Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparanOTO)
"Dicek juga bagian EPS-nya ada keretakan atau goyang, apabila menemukan hal itu tadi (retak atau goyang/bergeser) sebaiknya jangan dibeli karena bisa dibilang udah enggak safety lagi," ujar Kasim.
Bagian batok dan EPS tadi menjadi penting untuk diteliti karena merupakan komponen peredam benturan pertama saat pemotor jatuh atau crash, sehingga selalu pastikan dalam keadaan baik. Apabila helm pernah jatuh akibat kecelakaan dan lapisan pelindungnya retak atau goyang, saat digunakan kembali fungsi helm sudah berkurang drastis untuk melindungi kepala.
ADVERTISEMENT
Soal busa helm, Kasim menuturkan tidak ada masalah sekalipun kondisinya sudah berudul atau kain pembungkusnya sudah aur-auran.
Mencuci bagian pading (Foto: Dean Ananta, BrightMax)
zoom-in-whitePerbesar
Mencuci bagian pading (Foto: Dean Ananta, BrightMax)
"Busa enggak masalah, sekarang ada teman-teman yang bisa reparasi busa dengan bahan yang bagus atau hampir sama dengan aslinya," tambahnya.
Terkhir, apabila menemukan umur helm sudah cukup tua, sebaiknya beli untuk dipajang saja.
"Umur helm usahakan tidak terlalu tua. Maksimal 5 tahun, umur helm kalau sudah lebih dari 5 tahun lebih baik untuk koleksi saja, ini faktor keamanan dan keselamatan," tutup Kasim.