Temuan KNKT Soal Kecelakaan Bus di Tegal: Rem Tangan Aktif

11 Mei 2023 8:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
4
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Bus terjun ke jurang di kawasan Wisata Guci Tegal Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Bus terjun ke jurang di kawasan Wisata Guci Tegal Jawa Tengah. Foto: Dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Senior Investigator Komite Nasional Kecelakaan Transportasi (KNKT), Ahmad Wildan membeberkan hasil temuan sementara, penyebab kecelakaan bus Duta Wisata di kawasan wisata Guci, Kecamatan Bumijawa, Tegal, Jawa Tengah.
ADVERTISEMENT
“Dugaan sementara karena energi potensial bus, yang besar (karena parkir di jalan menurun), serta gradien tempat bus parkir melebihi kapasitas dari kemampuan hand brake,” bukanya saat dihubungi kumparan, Rabu (10/5).
KNKT memeriksa bus yang terjun di Guci, Tegal, Rabu (10/5). Foto: Dok: PanturaPost
Dirinya menjelaskan energi potensial adalah energi yang mempengaruhi suatu benda, yang berada pada suatu ketinggian tertentu, untuk tertarik ke pusat gravitasi. Mudahnya, pada sebuah bus yang sedang di parkir di jalan menurun, maka kendaraan tersebut akan memiliki energi potensial untuk meluncur ke bawah.
“Pada suatu keadaan di mana massa bus itu bertambah (ditambah jumlah penumpang ataupun barang), maka energi potensialnya akan semakin besar. Dan pada titik tertentu, saat energi tersebut lebih besar dari gaya yang menahannya, maka bus akan meluncur ke bawah. Karena, tahanan dari rem parkirnya lebih kecil,” terangnya.
KNKT memeriksa bus yang terjun di Guci, Tegal, Rabu (10/5). Foto: Dok: PanturaPost
Saat bus sudah diangkat, pihaknya pun melakukan pengecekan pada seluruh komponen sistem pengereman bus. Ditemukan bahwa posisi remnya mengunci. Sistem handbrake juga dalam kondisi normal.
ADVERTISEMENT
“Secara visual, semuanya dalam keadaan tanpa kerusakan dan normal. Namun, untuk benar-benar memastikannya, kami akan membawa spring-nya ke laboratorium ITB (Institut Teknologi Bandung) untuk menguji performansinya,” ucapnya.
Bus baru karoseri Laksana Legacy SR3 series. Foto: Sena Pratama/kumparan
Diketahui, saat bus mengalami kecelakaan, kondisinya sedang diparkir dan dipanaskan di jalanan dengan gradien 23 sampai dengan 28 persen. Ditambah, penumpang juga sedang keluar masuk dari bus. Ini menyebabkan energi potensial bus menjadi besar sehingga kemampuan menahan dari rem menjadi kecil.
Hand brake pada sistem rem FAB (Full Air Brake), hanya dipersiapkan untuk jalan dengan kemiringan maksimum 18 persen. Lebih dari itu, rem tidak akan mampu menahan apalagi dalam kondisi muatan penuh,” kata Wildan.
“Keberadaan ganjal roda berapapun, sebesar apapun percuma, karena tanah di tempat tersebut juga gembur, sehingga mudah amblas ketika ditekan roda bus,” sambungnya.
ADVERTISEMENT
Selain itu, prosedur pemanasan berdasarkan panduan dari PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) juga tidak dilakukan dengan benar. Pasalnya, pabrikan menginstruksikan pemanasan bus perlu dilakukan di jalan datar serta tidak boleh ditinggalkan.