Terdampak Pandemi COVID-19, Bengkel Otomotif UMKM Rugi Rp 62,5 Triliun

1 November 2021 12:45 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Servis Mobil Matik. Foto: Mhammad Ikbal/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Servis Mobil Matik. Foto: Mhammad Ikbal/kumparan
ADVERTISEMENT
Pandemi COVID-19 ternyata juga memukul bisnis bengkel umum dan pengusaha UMKM di sektor otomotif. Demikian disampaikan Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas E Prabowo.
ADVERTISEMENT
Dirinya menyebut, perputaran ekonomi yang dihasilkan oleh bengkel otomotif UMKM, mekanik lepas, dan penjualan suku cadang di Indonesia pada 2021 berpotensi mencatatkan transaksi hingga Rp 130,04 triliun.
Namun di luar harapan, kenyataannya malah kerugian yang didapat, di mana angkanya mencapai minus Rp 62,5 triliun.
“Ini akibat menurunnya transaksi perdagangan jasa perawatan dan perbaikan kendaraan sepanjang Januari - Oktober 2021, juga perdagangan sparepart atau suku cadang,” ucap Hermas dalam keterangan resminya.
Ilustrasi ganti warna kendaraan. Foto: dok. Muhammad Ikbal/kumparan
Rata-rata penurunan pendapatan yang dialami bengkel otomotif UMKM sepanjang 2021 mencapai 40 persen. Beban semakin berat karena biaya sewa tempat tetap normal, dan tak ada penyesuaian.
Efeknya, ada beberapa pusat perdagangan otomotif yang tutup selama PSBB dan PPKM, juga memperparah kerugian yang dialami para bengkel dan pengusaha UMKM otomotif.
ADVERTISEMENT
“Pendapatan jasa bengkel otomotif turun drastis karena pada masa pandemi mobilitas dibatasi. Mobil jarang perawatan, jarang rusak dan penggantian sparepart jadi tertunda. Sebagian terpaksa menunda perawatan atau perbaikan karena tidak ada biaya,” kata Hermas.

Banyak PHK

Dengan kondisi yang terjadi itu, Hermas tidak menampik apabila banyak bengkel mobil, motor, dan body repair yang melakukan pemutusan kerja bagi para mekanik atau pekerja lainnya.
Ada juga beberapa mekanik dan para pekerja di sektor otomotif lainnya yang mengalami pemotongan gaji sejak pertengahan 2020 hingga 2021. Langkah itu terpaksa dilakukan para bengkel dan pengusaha UMKM otomotif guna bertahan di masa pandemi COVID-19.
Toko knalpot dan aksesori modifikasi sepeda motor di kawasan Kampung Melayu, Jakarta sepi pembeli akibat razia knalpot yang digelar polisi. Foto: Muhammad Adimaja/Antara Foto

Harapkan dukungan pemerintah

Melihat situasi yang terjadi itu, PBOIN pun berharap agar pemerintah tidak hanya berfokus pada industri otomotif besar, namun juga industri otomotif kecil khususnya kelas pengusaha otomotif UMKM.
ADVERTISEMENT
Harapannya pemerintah dapat menghadirkan berbagai kemudahan bagi para industri otomotif kecil atau pengusaha UMKM otomotif melalui skema pembiayaan ringan, dukungan insentif, serta iklim usaha yang kondusif.
“Sektor bengkel otomotif UMKM berperan penting dalam rantai industri otomotif nasional, menciptakan usaha, menyerap tenaga kerja, mengurangi pengangguran dan mengatasi masalah kemiskinan,” jelas Hermas.
Ari Motor, bengkel spesialis Suzuki di pinggiran Jakarta. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan

Ada 400.000 bengkel otomotif UMKM di Indonesia

Kendati berstatus sebagai industri otomotif kecil, keberadaan bengkel umum dan pengusaha UMKM otomotif tidak bisa dipandang sebelah mata. Sebab, saat ini ada sekitar 400.000 unit usaha bengkel otomotif di Indonesia.
Angka itu terdiri dari 95 persen kelompok usaha bengkel otomotif UMKM yang meliputi bengkel mobil, bengkel motor, body repair, dan lainnya.
***