Teror Perampok Bersajam di Jalan Tol, Apa Tindakan Darurat yang Bisa Dilakukan?

5 Januari 2025 11:30 WIB
ยท
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suasana kemacetan dari exit tol Parungkuda menuju arah Sukabumi, Sabtu (30/12). Foto: Dok. kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Suasana kemacetan dari exit tol Parungkuda menuju arah Sukabumi, Sabtu (30/12). Foto: Dok. kumparan
ADVERTISEMENT
Situasi padat dan ramai pengguna kendaraan di ruas jalan tol yang sedang macet ternyata tak menjamin lingkungan tersebut aman dari tindak kejahatan. Belum lama ini sebuah aksi teror perampok secara terang-terangan merampas barang berharga salah satu mobil.
ADVERTISEMENT
Aksi gerombolan perampok terjadi di sekitar pintu tol Jalan Tol Akses Tanjung Priok Km 13+500 Sungai Bambu Tanjung Priok Kota Jakarta Utara, pada Jumat (3/1) sore. Para pelaku yang membawa senjata tajam tak segan melukai korban sat melancarkan aksinya.
Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan, aksi perampokan ini terjadi sekitar pukul 15.40 WIB. Kepolisian mencatat ada 2 korban dalam peristiwa ini.
Korban pertama laki-laki berinisial IBA (52) asal Koja. Dia menderita luka lecet di jari tangan kanan ketika dirampok pelaku yang berjumlah sekitar 6 orang saat terjebak macet di dalam mobil bersama sang istri.
"Atas kejadian tersebut korban menderita kerugian berupa kehilangan HP Vivo warna biru, serta korban mendapat luka lecet di jari telunjuk sebelah kanan, kerugian ditaksir senilai Rp 1.500.000," ujar Ade saat dihubungi, Sabtu (4/1).
ADVERTISEMENT
Menanggapi hal tersebut, Certified Safety Ride Driving Instructor, Gerry Nasution menyarankan jika situasi serupa di alami pengguna jalan lainnya bisa melakukan tindakan darurat seperti pencegahan dini agar risiko perampasan menjadi kecil.
"Paling gampang supaya kita enggak jadi target ibaratnya, ya. Bisa dengan cara tidak melakukan aktivitas yang memancing perhatian pelaku dari luar kendaraan seperti handphone atau barang berharga lainnya," buka Gerry dihubungi kumparan, Sabtu (4/1).
Beberapa ruas tol di Indonesia dekat atau bahkan bersinggungan langsung dengan pemukiman. Sehingga ketika terjadi macet yang membuat kendaraan bergerak lambat sampai berhenti, bisa menjadi sasaran tindak kejahatan.
Kondisi lalu lintas di exit Tol Ciawi arah Puncak macet parah, Senin (16/9/2024). Foto: Mirsan Simamora/kumparan
"Kita juga turut selalu waspada, bukan berarti saat macet karena banyak pengguna jalan lain jadi kita artinya aman. Kita harus aware juga, biasakan melihat gelagat orang lain sebelum hal yang tidak diinginkan terjadi," imbuh Gerry.
ADVERTISEMENT
Gerry melanjutkan, penting bagi pemilik atau pengendara mobil selalu waspada dengan lingkungan sekitarnya. Seperti memperhatikan gerak-gerik seseorang, kelompok, atau kendaraan lain yang mencoba mendekati atau memberhentikan kendaraan kita.
"Misalnya seperti kasus tersebut, kalau sudah yakin dan curiga mau melakukan tindakan kejahatan di mobil kita usahakan memberikan reaksi yang bisa memancing perhatian sekitar. Itu kan juga kebetulan macet, ya," jelasnya.
Contohnya, Gerry bilang sebelum pelaku benar-benar dekat dengan mobil, pemilik bisa membunyikan klakson berkali-kali atau menginjak pedal akselerator agar putaran mesin menjadi tinggi. Ini indikasi awal bentuk bertahan.
Ilustrasi membunyikan klakson mobil Foto: dok. Shutter Stock
"Ini semacam shock therapy buat pelaku yang mengindikasikan bahwa pemilik mobil bisa memberikan ancaman balik, paling tidak kita dilihat sama yang lain," ucapnya lagi.
ADVERTISEMENT
"Teori psikologisnya begini, jika ada seseorang yang hendak mengintimidasi, maka kita juga harus punya gelagat seperti mau intimidasi juga. Kita pakai mobil sebagai pertahanan diri, meyakinkan pelaku kita lebih kuat," papar Gerry.
Dirinya juga menyoroti, jika skenario kasusnya mirip dengan yang terjadi di ruas Jalan Tol Tanjung Priok yaitu sekelompok penjahat dengan senjata tajam berupa celurit, dinilai masih aman untuk memberi gertakan ke pelaku.
"Kalau seperti kasus itu yang membawa senjata tajam yaitu celurit, ini tidak menjadi masalah. Kaca mobil dirancang cukup kuat menahan benturan benda tajam yang hanya diketuk beberapa kali, apalagi cuma sekali," terangnya.
Lebih lanjut, Gerry juga memberikan kiat untuk pengguna jalan lain yang kebetulan di sekitar korban agar tetap bisa membantu tanpa harus terlibat langsung. Misalnya, ikut membunyikan klakson atau menghubungi petugas dan polisi.
ADVERTISEMENT
Terakhir, sebagai tambahan agar pemilik mobil seperti pastikan semua pintu dalam keadaan terkunci, jendela tertutup dengan rapat. Lalu, simpan kontak dan nomor darurat seperti layanan jalan tol, polisi, dan sebagainya agar bisa langsung cepat dihubungi.
***