Terpaksa Hajar Lubang, Pemotor Baiknya Tetap Duduk atau Setengah Berdiri?

28 Oktober 2022 9:03 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pengendara motor melewati jalan yang rusak di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
zoom-in-whitePerbesar
Pengendara motor melewati jalan yang rusak di Jalan Rasuna Said, Kuningan, Jakarta, Selasa (22/2/2022). Foto: Reno Esnir/ANTARA FOTO
ADVERTISEMENT
Kondisi jalan di Indonesia yang beragam menuntut pengendara khususnya pemotor lebih berhati-hati. Jangan sampai harus melibasnya karena ketidaktahuan medan, atau karena mobil depan mengolongi lubang jalan.
ADVERTISEMENT
Instruktur Safety dan Defensive Driving RDL (Rifat Drive Labs), Andry Berlianto mengatakan, pemotor perlu menguasai teknik berkendara apabila terpaksa melibas jalanan berlubang. Ini dilakukan agar aman dari celaka.
“Teknik melewati jalanan berlubang itu ada dua yakni duduk dan setengah berdiri. Tekniknya itu untuk situasi berbeda satu sama lain,” bukanya saat dihubungi kumparan beberapa waktu lalu.
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Pejuang, Pondok Ungu, Bekasi, Kamis (16/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Teknik duduk bisa dilakukan ketika kecepatan berkendara rendah. Ia menyarankan pemotor menggunakan cara ini saat melibas jalur-jalur dengan lubang atau gelombang yang tidak terlalu dalam.
Hal pertama yang perlu dilakukan adalah mengurangi kecepatan. Ini penting agar bantingan atau ayunannya tidak terlalu keras dan motor tidak mengalami kerusakan.
“Kalau kecepatan di bawah 30 km/jam pengereman menggunakan rem belakang sudah cukup. Kalau kecepatannya di atas 30 km/jam gunakan teknik rem berbarengan. Caranya tekan depan dulu secara perlahan baru tekan atau injak rem belakang. Jangan bersamaan sebab pengendara motor bisa terlempar,” urainya.
ADVERTISEMENT
Sejumlah kendaraan melintas di Jalan Pejuang, Pondok Ungu, Bekasi, Kamis (16/1). Foto: Helmi Afandi Abdullah/kumparan
Pengendara bisa mengikuti ayunan atau bantingan suspensi ketika melewati lubang atau jalan bergelombang. Ini dilakukan agar pinggang tidak terasa sakit. Ketika itu terjadi, posisikan tangan tidak terlalu kaku.
“Tangan atau siku posisinya dibuat lebar atau menjauh dari badan supaya mendapatkan kesiagaan dan handling yang baik pada kendaraan. Pandangan juga jauh ke depan agar mendapatkan referensi jalan mana yang bisa dilibas,” katanya.
Beberapa awak media sedang melakua test ride Yamaha WR 155R di Hambalang Hills, Jawa Barat, Foto: dok. YIMM
Kemudian teknik kedua, khusus ini dirinya tak terlalu menyarankan sebab melibas jalanan berlubang dengan kecepatan tinggi sangat berbahaya, kecuali terpaksa karena kondisi yang sudah disebutkan di atas.
“Teknik setengah berdiri ini dipakai kalau benar terpaksa ya. Sebaiknya, melewati jalanan berlubang itu atau berkendara menggunakan motor pelan-pelan saja,” jelasnya.
Katanya, dalam situasi tersebut pemotor harus mengubah posisi duduk menjadi setengah berdiri. Ini dilakukan untuk meredam efek benturan saat ban depan menghantam lubang jalan.
Mencoba performa Yamaha WR 155 R di trek off road Hambalang Hills, Jawa Barat. Foto: YIMM
Manakala tetap duduk saat kecepatan tinggi, posisi tubuh tidak seperti pegas. Artinya, tubuh langsung menerima dampak benturan sehingga bisa menimbulkan cedera.
ADVERTISEMENT
“Jangan lupa, kaki menjepit jok atau tangki agar badan menyatu dengan kendaraan. Pandangan fokus ke depan. Jangan lupa tangan atau sikut dibuat lebar atau menjauh untuk handling,” pungkasnya.