Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.1
ADVERTISEMENT
Salah satu jenis sepeda motor yang paling umum di Indonesia adalah kategori underbone, atau banyak menyebutnya motor bebek .
ADVERTISEMENT
Popularitas motor bebek sempat berjaya di awal medio tahun 2000-an, bisa dibilang selain karena mudah dan murah perawatannya, bobotnya juga terbilang lebih ringan jika dibandingkan dengan motor jenis sport pada saat itu.
Tetapi penasaran tidak sih, mengapa motor jenis ini kerap disebut sebagai motor bebek?
Nah terkait hal ini, 2W and OMB Service Head PT Suzuki Indomobil Motor yang juga menjabat Ketua Bidang Road Safety & Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI) Victor Assani, mengungkap soal asal usulnya.
Dirinya mengatakan, jika penyebutan tersebut kemungkinan besar dilihat dari struktur bentuk dan desain motor underbone itu sendiri.
“Iya, sepengetahuan saya sih lebih karena bentuknya yang seperti bebek. Lebih khusus lagi sejak awal kemunculannya sekitar tahun 60-an yang bentuk leher dan sayapnya seperti bebek,” ujarnya kepada kumparan.
ADVERTISEMENT
Meski belum ada kajian khusus yang dilakukan untuk mengetahui pasti asal usul penyebutan motor bebek tersebut, kemungkinan istilah tersebut muncul saat motor Honda Super Cub masuk ke Indonesia tahun 60-an.
Honda Super Cub pada tahun 60-an terbilang sepeda motor yang unik, menggunakan struktur rangka yang sebagian besar terdiri dari sebuah pipa berdiameter besar, posisi tangki bahan bakar, dan penahan percikan air pada motor bebek mirip dengan skuter, namun roda, posisi mesin, dan transmisi lebih mirip dengan desain sepeda motor konvensional atau sport.
Kemudian apabila kita melihat model Honda C50, memiliki penempatan lampu utama di tameng bagian depan bukan persis di tengah setang, selain itu adanya penghalang yang mirip berbentuk sayap membuat motor ini makin terlihat seperti seekor bebek.
ADVERTISEMENT
Ya, orang Indonesia memang gemar memberi penyebutan terhadap suatu benda dengan menggunakan nama-nama hewan atau semacamnya. Contoh lainnya seperti Kijang Buaya, VW Kodok, Yaris Lele, dan sebagainya.
“Iya, saya pikir intinya lebih ke bentuk kendaraannya,” kata Victor.
Meski motor bebek sampai hari ini terus bertransformasi dengan desain-desain dan bentuk yang berbeda, namun penyebutan motor bebek untuk underbone hingga kini masih melekat.
“Jadi sekalipun semakin tahun selalu bermetamorfosis bentuknya, sebutan itu semakin itu tetap melekat pada kendaraan tipe moped/underbone,” sambung Victor.
Bahkan beberapa tahun yang lalu muncul istilah lainnya seperti ‘Ayam Jago’ atau ‘Ayago’, biasanya diberikan kepada motor bebek yang memiliki kemampuan performa mesin yang tinggi daripada bebek lainnya.
“Lha, malah beberapa tahun terakhir muncul istilah motor ayam jago yang diletakkan kuat kepada model seperti Suzuki Satria 150, ya karena bentuknya seperti ayam jago,” ujarnya.
AISI sendiri memasukkan motor bebek ke dalam kategori underbone, di samping kategori lainnya yakni skuter dan sport.
ADVERTISEMENT
“Kalau di data statistik AISI kita menyebut dalam 3 kategori. Underbone, Scooter dan Sport. Motor bebek sendiri masuk ke kategori underbone,” pungkas Victor.
Jadi, begitulah asal-usul penyebutan istilah motor bebek di Indonesia. Apakah Anda memiliki cerita dan pengalaman menarik saat berkendara atau memiliki motor bebek? Silakan berbagi pada kolom komentar di bawah.