Tesla Digugat Akibat Fitur Autopilot Tewaskan Pemotor

5 Agustus 2024 12:00 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Tampilan samping mobil listrik Tesla Model 3. Foto: dok. Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Tampilan samping mobil listrik Tesla Model 3. Foto: dok. Istimewa
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Kecelakaan antara sepeda motor dengan Tesla Model 3 yang dikendarai dengan mode full self driving (FSD) atau autopilot pernah terjadi pada 2022, dan menewaskan pengendara motor tersebut.
ADVERTISEMENT
Dikutip dari Reuters, pihak keluarga korban akhirnya menggugat pabrikan Tesla karena sistem perangkat lunak dan fitur keselamatan lainnya cacat dan tidak memadai.
Dari gugatan hukum yang diajukan ke pengadilan negara bagian Salt Lake City pada Jumat (26/7/2024) korban adalah Landon Embry (34) yang tewas di lokasi setelah tertabrak Tesla model 3 yang melaju dengan kecepatan di atas 120 km/jam.
Motor Harley-Davidson yang dikendarai korban tertabrak dari belakang hingga membuat Embry tewas setelah terpental dari motornya. Gugatan tersebut juga merujuk kepada pengendara dalam kondisi lelah, sehingga tidak seharusnya mengemudikan mobil.
Dari gugatan juga mengungkapkan, sensor autopilot yang ada di kamera seharusnya bisa mengidentifikasi objek atau kendaraan lain yang ada di sekitarnya dan bisa mengambil tindakan untuk menghindari tabrakan.
ADVERTISEMENT
Atas gugatan yang menewaskan satu orang tersebut, Tesla belum memberikan tanggapan lebih lanjut.
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Shutter Stock

Beberapa kecelakaan yang disebabkan autopilot Tesla

Tewasnya Embry, menambah daftar angka kecelakaan dengan mobil Tesla yang menggunakan mode autopilot.
Pada April 2024 kecelakaan serupa juga terjadi, Tesla Model S yang dikendarai dalam mode autopilot juga mengakibatkan kecelakaan yang menewaskan pengendara sepeda motor. Korban yang berumur 28 tahun tewas di Seattle.
Selain itu, Tesla juga baru menyelesaikan gugatan kecelakaan yang terjadi di tahun 2018. Kecelakaan itu melibatkan seorang insinyur Apple, setelah Tesla Model X yang dikendarai dengan mode autopilot tergelincir di jalan raya di San Francisco.
Ilustrasi pabrik Tesla. Foto: Stephen Lam/REUTERS

Aksi menolak sistem autopilot Tesla

Lebih lanjut, disitat dari Benzinga, pada Februari 2024 kelompok advokasi keselamatan Dawn Project memasang iklan saat acara Super Bowl. Mereka mendesak konsumen agar memboikot Tesla karena masalah keselamatan yang dapat membahayakan pengendara lainnya.
ADVERTISEMENT
Dan O’Dowd pendiri kelompok yang tersebut bilang, berkendara dengan mode FSD menimbulkan risiko signifikan terhadap keselamatan publik.
Meskipun banyak kecelakaan akibat mode FSD Tesla, CEO Tesla Elon Musk yakin dengan teknologi FSD yang disematkan di Tesla. Pada Kamis (1/8) Ia menyatakan Tesla punya “jalur yang jelas” dalam meningkatkan kinerja FSD yang bisa diandalkan saat berkendara.