Test Drive: 3 Ubahan Mitsubishi Xpander Cross Baru yang Bikin Asyik Dikendarai

25 Agustus 2022 10:28 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
New Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
New Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
ADVERTISEMENT
Beberapa ubahan yang ada di Mitsubishi Xpander Cross facelift membuatnya lebih asyik dikendarai. kumparan mencatat, ada tiga hal yang paling signifikan terasa perbedaannya ketika pertama kali mengendarainya.
ADVERTISEMENT
Ketiganya meliputi revisi kinerja suspensi, penambahan fitur keselamatan yang membuat kendali lebih stabil saat menikung di kecepatan tinggi, serta kontrol setir yang firm. Berikut ini ulasan kami.
Pertama dari suspensinya dulu. Pada sesi media test drive Mitsubishi Xpander Cross di Pusdik Lantas Polri di Tangerang, ada lintasan yang berisikan rintangan merepresentasikan polisi tidur.
Hasilnya ketika menggeber pada kecepatan tinggi, bantingannya lembut. Roda maupun peredam kejutnya berhasil meminimalisir benturan. Bukan yang keras 'ngejedak', hampir persis rasa redaman suspensi seperti Pajero Sport.
Test drive new Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Beda saat menginjaknya pada kecepatan rendah ibaratnya di jalan kompleks perumahan, feeling rebound-nya lebih cepat. Ini berkat rombakan suspensi Mitsubishi Xpander Cross facelift.
"Sekarang improvement-nya berupa shock belakang lebih besar dimensi dan diameternya sama seperti Pajero Sport, memberikan kualitas redaman yang optimal," ujar Head of Training Section PT Mitsubishi Motors Krama Yudha Sales Indonesia (MMKSI) Muhammad Arif Dwianto.
Ground clearance Mitsubishi Xpander Cross 220 mm untuk varian CVT, dan 225 mm manual. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kedua dari fitur anti understeer atau Active Yaw Control (AYC) pada Mitsubishi Xpander Cross baru. Bisa dibilang hadirnya fitur ini sebagai pelengkap fitur kontrol stabilitas, yang kerjanya mengendalikan arah laju mobil ketika menikung.
ADVERTISEMENT
Hemat kami, dengan adanya AYC ini membuat kendali lebih percaya diri. Saat menikung dalam kecepatan tinggi, mobil tidak mengalami understeer. Merapat terus pada bagian sisi dalam jalan.
Test drive new Mitsubishi Xpander Cross, menguji Active Yaw Control di permukaan jalan yang licin. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Kerja AYC ini dipengaruhi wheel speed sensor, angle setir, bukaan gas, dan pengereman. Saat sensor membaca adanya gejala understeer, distribusi pengereman diaktifkan dan paling besar pada bagian roda sisi dalam.
Fungsinya untuk menjaga arah mobil tidak ngebuang, baru Mitsubishi Xpander Cross yang punya di kelasnya. Bahkan dalam kondisi permukaan jalan dengan tingkat traksi rendah, misalnya jalan yang tergenang air.
New Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Lalu semakin sempit angle setir atau makin dalam beloknya, maka porsi pengereman jadi lebih besar yang membuat laju mobil berkurang demi keselamatan, utamanya saat kondisi darurat.
ADVERTISEMENT
"Fitur otomatis bekerja tanpa harus injak rem, ketika terjadi understeer, fitur ini bekerja meminimalisir radius putar dengan kerja sistem pengereman. Ada lima level AYC, semakin kencang menikung maka akan memberikan tingkat kinerja yang berbeda," lanjut Arif.
New Mitsubishi Xpander Cross. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Tak kalah menarik adalah feeling kendali mobil lewat revisi pada kerja lingkar kemudi. Kontrol setir yang kami rasa tetap ringan, namun pengembaliannya untuk langsung lebih linear lagi yang luar biasa.
Terlebih saat melaju pelan. Ini secara tidak langsung membantu mengurangi keletihan lengan mengembalikan angle setir kembali memposisikan roda lurus lagi. Kendati tak disebut di brosur, peningkatan sektor ini dapat langsung dirasakan menambah kenyamanan saat berkendara.
Desain setir new Mitsubishi Xpander Cross mirip kepunyaan Pajero Sport. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
"Kelebihan lain adalah ground clearance tertinggi hingga 225 mm, tetapi kualitas kenyamanan dan kestabilannya tetap optimal. Struktur bodi juga diperkuat, menjaga kekakuan bodi supaya stabil di berbagai kondisi," pungkas Arif.
ADVERTISEMENT