Tips Memilih dan Merawat Jas Hujan

8 Maret 2018 15:52 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Motor melintasi banjir di Semanggi, Jakarta (Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja)
zoom-in-whitePerbesar
Motor melintasi banjir di Semanggi, Jakarta (Foto: ANTARA/Muhammad Adimaja)
ADVERTISEMENT
Hujan deras masih 'rajin' mengguyur beberapa wilayah di Indonesia di penghujung bulan musim basah ini. Pengendara sepeda motor pun dituntut untuk lebih siaga dan mempersiapkan peralatan tambahan untuk 'menembus' hujan.
ADVERTISEMENT
Salah satu perlengkapan wajib tentunya jas hujan. Ada sangat banyak ragam jas hujan yang dijual saat ini dari yang berbahan plastik, hingga poliester yang dilapisi dengan lapisan anti air.
Pengendara sepeda motor dewasa ini juga dimanjakan dengan teknologi jaket motor dengan lapisan dalam (inner) yang waterproof. Meski begitu pemilik RC Motogarage Reyner Alexander, menyarankan pengendara sepeda motor untuk tetap menggunakan jas hujan walaupun jaketnya sudah anti air.
"Kalau bisa yang setelan, karena model ponco itu gak nyaman," sebut Reyner saat ditemui kumparanOTO, Rabu (7/2)
Menurut dia hal ini sebaiknya dilakukan agar jaket motor yang fungsi utamanya untuk proteksi tidak kemudian menjadi lembab dan kotor.
Terkait bahan, jas hujan dengan bahan plastik PVC bisa menjadi pilihan. Raincoat dengan bahan PVC lebih baik dalam melindungi terhadap air jika dibanding bahan parasut yang lebih merembes, meski konsekuensinya tubuh menjadi sangat gerah karena modelnya yang menutupi seluruh anggota tubuh dengan penuh.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu, Reyner menyarankan untuk memilih jas hujan dengan bahan polyester dangan teknologi GORE-TEX. Sebab jas hujan seperti ini sudah dilengkapi dengan kemampuan breathable meski harganya juga lebih mahal.
Perawatan
Jika sudah menentukan pilihan jas hujan, maka kemudian kita membicarakan hal yang paling sulit dilakukan yaitu merawatnya.
Bukanlah perangkat yang dipakai setiap waktu (tentunya hanya digunakan ketika hujan), jas hujan sering kali lupa untuk sekadar dikeluarkan dari bagasi jok motor. Padahal menurut Reyner hal ini justru dapat merusak daya tahan jas hujan.
"Kalau simpan di bagasi jok motor tidak boleh terlalu lama, kan bagasi motor itu panas. Ya, kalau untuk perjalanan 1-2 jam masih okelah. Tapi setelah itu dikeluarkan untuk dia bernapas," jelas Reyner.
Ilustrasi Jas Hujan (Foto: Shutterstock)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Jas Hujan (Foto: Shutterstock)
Selain itu meski dibuat ringkas, jas hujan yang dilipat juga harus tetap menyediakan rongga agar tidak kelewat panas.
ADVERTISEMENT
"Rain coat itu enggak boleh kena panas berlebih, kalau dilipat saja tidak boleh terlalu padat, karena malah bisa merusak lapisannya," ujar dia.
Setelah dipakai untuk menembus hujan pun, sebaiknya jas hujan dikeringkan untuk mencegah lembab dan bau tidak sedap.
"Kalau setelah dipakai itu sebaiknya dijemur, tapi jangan kena panas sinar matahari langsung, diangin-angin saja, lebih baik lagi kalo digantung kemudian dilap dengan kanebo untuk menyerap air," jelas Reyner.
Lalu bagaimana kalau jas hujan kotor?
"Untuk mencuci jas hujan tidak bisa sembarangan. Sebaiknya pakai air hangat (bukan panas) dan jangan pakai deterjen, pilih sabun yang ringan (seperti sabun bayi)," sebut Reyner.
Reyner juga menambahkan, jas hujan dengan pemakaian dan perawatan normal biasanya bertahan untuk satu tahun pemakaian sebelum waterproof-nya 'jebol'.
ADVERTISEMENT
Oleh sebab itu dia menyarankan setelah satu tahun sebaiknya pengendara sepeda motor membeli jas hujan yang baru. Alternatif lain adalah dengan menyemprotkan lapisan waterproof yang sudah mulai banyak dijual meski efektivitasnya belum teruji.