Toyota Buka Carbon Neutral Mobility Event 2025, Bawa Ragam Teknologi Mobilitas

Toyota membuka pameran Carbon Neurality (CN) Mobility Event 2025 di area Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2025 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparan

PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) dan PT Toyota Astra Motor Manufacturing (TAM) membuka pameran Carbon Neurality (CN) Mobility Event 2025 di area Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2025 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2025).

Mengusung tema Beyond Zero, Toyota berkomitmen untuk mencapai netralitas karbon untuk masa depan berkelanjutan dengan berbagai macam pendekatan teknologi. Lewat acara ini, Toyota ingin menciptakan dan memberikan edukasi kepada masyarakat untuk bisa ikut serta menekan dampak negatif dari emisi karbon.

Toyota Mirai di pameran Carbon Neurality (CN) Mobility Event 2025 di area Indonesia Internasional Motor Show (IIMS) 2025 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Chief Executive Officer Toyota for Asia Region Masahiko Maeda mengatakan, Toyota beruntung bisa tumbuh bersama masyarakat Indonesia. Pabrikan juga berusaha mendukung pertumbuhan bangsa dengan memainkan peran aktif dalam industri otomotif Indonesia.

“Misi kami sangat jelas, karbon adalah musuh bersama, dan karbon emisi harus segera dikurangi sesegera mungkin. Toyota berkomitmen untuk memberikan pilihan teknologi elektrifikasi mulai dari bio-fuel and flexy-fuel technology hingga hybrid electric vehicles, battery electric vehicles, dan hydrogen fuel-cell technology," kata Maeda, di pembukaan acara CN Mobility, di Kemayoran, Selasa (12/2/2025).

"Konsep Beyond Zero memperlihatkan dedikasi Toyota untuk mendorong batasan dalam inovasi, sekaligus mendorong pendekatan pragmatis dan holistik menuju ekosistem hijau, dan rendah karbon bagi seluruh warga negara Indonesia,” lanjutnya.

Chief Executive Officer for Asia Region Masahiko Maeda memberikan sambutan pembukaan pameran Carbon Neurality (CN) Mobility Event 2025 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Tidak sendirian, Toyota Indonesia berkolaborasi dengan Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Pertamina, PLN, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Pusat Penelitian dan Pengembangan Agroindustri, Serasi Auto Raya, PT Mobilitas Digital Indonesia, dan Toyota Tsusho.

Selain pemangku kepentingan dan industri, acara ini juga menggandeng akademisi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Gadjah Mada (UGM), Universitas Nasional Singapura (NUS).

Lebih lanjut, Beyond Zero juga menjadi kemitraan antara Toyota dan Kemenperin sebagai jembatan dalam helatan Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) yang pada tahun ini merupakan penyelenggaraan ke-2.

Nantinya, acara tersebut berlangsung selama empat hari, dari 12-15 Februari 2025. Pengunjung bisa merasakan pengalaman dan test drive langsung berbagai pilihan kendaraan ramah lingkungan yang menerapkan konsep multiple-pathway, termasuk kendaraan emisi rendah dan berteknologi tinggi yang menggunakan bahan bakar ramah lingkungan

Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat, Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta memberikan sambutan pembukaan pameran Carbon Neurality (CN) Mobility Event 2025 di kawasan Kemayoran, Jakarta Pusat, Selasa (12/2/2025). Foto: Fitra Andrianto/kumparan

Di acara yang sama, Direktur Jenderal Industri, Logam, Mesin, Alat, Transportasi, dan Elektronika (ILMATE) Setia Diarta menyampaikan, strategi dekarbonisasi lewat inovasi teknologi dan konsep industri hijau menjadi hal yang mutlak.

Dirinya menambahkan, pemerintah mengapresiasi langkah Toyota dalam mendukung upaya penurunan emisi. Menurutnya Toyota telah membuktikan bahwa saat ini tidak hanya berfokus pada aspek bisnis, tetapi juga memiliki komitmen kuat dalam membangun ekosistem industri yang berkelanjutan dan berdaya saing global.

“Saya berharap acara ini dapat menjadi wadah yang produktif untuk memperkuat kolaborasi antara industri, pemerintah, dan akademisi. Bersama, kita dapat membangun masa depan mobilitas yang lebih bersih, berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi,” tuntas Setia.