Toyota Indonesia Respons Soal Nihilnya Insentif Mobil Hybrid

8 Agustus 2024 6:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pengusaha Tol, Jusuf Hamka meninjau booth Toyota di GIIAS 2024, Rabu (20/7). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
zoom-in-whitePerbesar
Menko Perekonomian Airlangga Hartarto bersama Pengusaha Tol, Jusuf Hamka meninjau booth Toyota di GIIAS 2024, Rabu (20/7). Foto: Fitra Andrianto/kumparan
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Wakil Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), Bob Azam menanggapi perihal nihilnya kebijakan baru dari pemerintah di sektor otomotif tahun ini, utamanya soal adanya insentif untuk mobil hybrid.
ADVERTISEMENT
"Kita sih tetap berharap agar pemerintah konsisten mendorong investasi yang berorientasi pengurangan karbon karena industri otomotif saat ini sudah cukup maju," buka Bob dihubungi kumparan, Rabu (7/8).
Salah satunya, kata Bob, adalah aktivitas ekspor kendaraan buatan Indonesia yang kian menguat. Tidak hanya itu, mobil rakitan dalam negeri yang dikirim ke negara-negara tujuan saat ini sudah berteknologi tinggi. Contohnya adalah elektrifikasi seperti hybrid.
"Kalau kita telat beradaptasi tentunya kita akan kehilangan kesempatan baik untuk membangun industri yang tidak saja padat karya, tapi juga ekspor dan berteknologi tinggi," terangnya.
Toyota Mirai FCEV cut body di booth Toyota di GIIAS 2024. Foto: Aditya Pratama/kumparan
Menurutnya, adanya insentif untuk mobil hibrida dapat mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan elektrifikasi di Tanah Air. Tidak hanya dari sisi produk tetapi juga industri otomotif itu sendiri, maka target pemangkasan emisi karbon pun juga bisa dicapai lebih cepat.
ADVERTISEMENT
"Ini perlu kita berikan agar ekosistem elektrifikasi berkembang di Indonesia. Terutama e-parts seperti motor, PCU, transexcel, dan battery yang saat ini masih minim investasi di Indonesia," jelas Bob.
Awal pekan ini, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian (Menko Perekonomian) Airlangga Hartarto menegaskan, pemerintah tak akan menambah kebijakan baru di sektor otomotif untuk tahun 2024.
Pasar otomotif nasional disebutnya tengah mengalami perlambatan sebesar 11 persen selama semester satu tahun ini dibanding periode yang sama tahun 2023 lalu. Namun, kondisinya mulai pulih pada Juli 2024, terlebih setelah pameran GIIAS 2024 kemarin.
"Maka untuk otomotif, kebijakannya sudah dikeluarkan. Tidak ada perubahan kebijakan dan tambahan lain," kata Airlangga saat konferensi Pertumbuhan Ekonomi Q2 2024, di Jakarta.
ADVERTISEMENT
Airlangga bilang, penjualan mobil hybrid saat ini terbilang cemerlang dengan skema yang sudah berjalan hingga kini. Dua kali lebih banyak dibandingkan dengan kendaraan listrik murni berbasis baterai atau BEV.

Toyota sudah investasi Rp 27,1 triliun buat produksi mobil elektrifikasi

Toyota Indonesia sendiri sudah mengucurkan dana investasi sebesar Rp 27,1 triliun sejak tahun 2022 hingga 2026, Rp 4,2 triliun di antaranya digunakan untuk menyiapkan fasilitas produksi Toyota Kijang Innova Zenix HEV. Mobil hybrid buatan lokal pertama di Indonesia.
Produksi perdana all new Toyota Kijang Innova Zenix di Indonesia. Foto: Dok. Istimewa
“Mungkin butuh hampir Rp 1 triliun untuk bangun fasilitas baterainya,” ujar Bob akhir tahun 2022 lalu.
Nilai investasi tersebut, Bob menambahkan, diperuntukkan untuk kebutuhan investasi dari pemasok komponen, alat-alat produksi, lokalisasi komponen, hingga membangun fasilitas perakitan baterai.
ADVERTISEMENT
Toyota Kijang Innova Zenix baik yang hybrid dan gasoline mulai diproduksi tahun 2022. Satu tahun setelahnya, muncul model hybrid baru lainnya yakni Yaris Cross HEV sebagai produk elektrifikasi kedua yang dibuat di dalam negeri.
Tidak hanya untuk kebutuhan pasar domestik, kedua produk hybrid buatan lokal itu juga merambah pasar ekspor ke lebih dari 50 negara tujuan.
***