Toyota Indonesia Siap Gelontorkan Rp 28 Triliun Produksi Mobil Hybrid

28 Juni 2019 17:10 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
zoom-in-whitePerbesar
Pabrik Toyota Indonesia. Foto: Istimewa
ADVERTISEMENT
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto mengungkapkan, Toyota akan mengucurkan investasi sebesar Rp 28,3 triliun untuk memproduksi kendaraan berbasis listrik, khususnya hybrid di dalam negeri.
ADVERTISEMENT
Komitmen investasi tersebut tersebut nantinya akan direalisasikan oleh PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), yang memiliki lima fasilitas produksi, dua di antaranya di Sunter dan tiga sisanya di Karawang Jawa Barat.
“Rencana 2020 sampai 2024, produk kendaraannya berbasis listrik,” jawab Airlangga singkat kepada kumparan, Jumat (28/6).
Kendaraan listrik Toyota di GIIAS 2018 Foto: Alfons Hartanto/kumparan
Angka investasi tersebut, diungkapkan Airlangga merupakan komitmen langsung dari President Toyota Motor Corp. Akio Toyoda dalam sesi One on One Meeting, yang akan digelontorkan secara bertahap selama empat tahun.
Airlangga menambahkan, rencana investasi itu terkait kebijakan pemerintah yang baru, menyoal pengembangan electric vehicle, dan akan tercantum dalam dua Peraturan Pemerintah (PP).
“Pertama, mengenai percepatan kendaraan berbasis elektrik, dan yang kedua adalah kegiatan terkait dengan PPnBM untuk industri berbasis elektrik, yang di dalamnya termasuk hybrid. PPnBM itu akan menjadi nol kalau berbasis kepada elektrik dan emisinya paling rendah,” ucapnya.
ADVERTISEMENT
Terkait dengan investasi tersebut, Warih Andang Tjahjono, Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) belum merespons pertanyaan dari kumparan.
Namun memang, sebelumnya Warih juga sudah memberikan sinyal-sinyal positif, untuk ikut membantu pemerintah dalam upaya pengembangan kendaraan berbasis listrik di dalam negeri. Bahkan, Warih mengakui akan membuat mobil listrik baru ketimbang memproduksi mobil listrik Toyota yang sudah ada sebelumnya.
"Model baru lah masa existing product, kalau saya maunya (produksi) SUV sama MPV, saya prediksi 4 sampai 5 tahun ke depan konsumen suka itu makanya kami buat itu," ujar Warih beberapa waktu lalu.