Toyota Indonesia Upayakan Perjanjian Dagang ke Meksiko, Agar Ekspor Tetap Moncer

18 Desember 2024 8:30 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ekspor mobil Toyota Indonesia. Foto: dok. Toyota Indonesia
zoom-in-whitePerbesar
Ekspor mobil Toyota Indonesia. Foto: dok. Toyota Indonesia
ADVERTISEMENT
Ekspor mobil Toyota ke Meksiko beberapa kali mendapat hambatan. Misalnya, pada awal Januari ini, negara di Amerika Latin tersebut membuat kebijakan pembatasan kuota impor.
ADVERTISEMENT
Penyebab yang sama sebenarnya juga pernah terjadi pada periode Oktober 2023, yang membuat proses pengapalan kendaraan dari Indonesia terganggu. Untuk itu, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) mengupayakan agar ekspor ke Meksiko bisa terus berlanjut.
“Yang kami lakukan terus menambah destinasi, salah satunya dengan promosi. September lalu di Peru, kami ikut trade expo, kemudian bekerja sama dengan kedutaan di Amerika Latin maupun Timur Tengah untuk mempromosikan produk yang ada,” kata Presiden Direktur PT Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN) Nandi Julyanto, di Jakarta, Selasa (17/12) malam.
Ekspor mobil Toyota Indonesia. Foto: dok. Toyota Indonesia
“Dan tentunya juga dengan berusaha membuka peluang free trade agreement (FTA) dengan beberapa negara, termasuk Meksiko. Ini masih dalam proses, mudah-mudahan bisa segera terealisasi,” sambungnya.
Selama ini, negara Meksiko menjadi langganan penerima produk Toyota Avanza dan Veloz yang dibuat di Indonesia. Berdasarkan data ekspor Gaikindo, Toyota telah mengapalkan kedua model tersebut sebanyak 9.580 unit selama Januari-November 2024.
ADVERTISEMENT
Ekspor mobil Toyota Indonesia. Foto: dok. Toyota Indonesia
Adapun TMMIN terus mencatatkan ekspor kendaraan secara utuh ke lebih dari 80 negara tujuan. Segmen modelnya beragam, mulai dari SUV hingga MPV. Teknologinya juga berkembang, tak cuma mesin pembakaran internal konvensional, melainkan juga elektrifikasi seperti Innova Zenix Hybrid dan Yaris Cross Hybrid.
“Sampai November, ekspor kami mencapai 268 ribu unit, dengan tujuan ke sekitar 80 negara di ASEAN, Timur Tengah, dan Amerika Latin,” lanjut Nandi.