Toyota Siap Luncurkan 10 Model xEV Baru dalam 3 Tahun ke Depan
30 Oktober 2025 8:36 WIB
·
waktu baca 3 menit
Toyota Siap Luncurkan 10 Model xEV Baru dalam 3 Tahun ke Depan
Toyota berencana meluncurkan lebih dari 10 model elektrifikasi baru (xEV) di Asia, termasuk memperluas hybrid electric vehicle (HEV) yang lebih terjangkau.kumparanOTO

ADVERTISEMENT
Toyota menegaskan komitmennya terhadap visi “Mobility for All” — memastikan semua orang memiliki akses terhadap mobilitas yang aman, efisien, dan ramah lingkungan. Melalui strategi Multi-Pathway, Toyota menghadirkan berbagai pilihan teknologi elektrifikasi yang disesuaikan dengan kebutuhan beragam masyarakat Asia.
ADVERTISEMENT
Pendekatan ini berpegang pada tiga prinsip utama: “Best in Town”, “Customer Comes First”, dan “Start by Doing” -- yang menjadi fondasi Toyota dalam mencapai netralitas karbon.
Dalam tiga tahun ke depan, Toyota berencana meluncurkan lebih dari 10 model elektrifikasi baru (xEV) di Asia, termasuk memperluas hybrid electric vehicle (HEV) yang lebih terjangkau. Di saat yang sama, produksi lokal kendaraan listrik baterai (BEV) akan dimulai di Thailand dan Indonesia pada akhir tahun ini.
Langkah ini menjadi bagian dari misi “30 by 30”, yakni target Toyota untuk mencapai 30 persen penjualan kendaraan elektrifikasi di kawasan ASEAN pada 2030. Secara kumulatif, penjualan kendaraan elektrifikasi Toyota di Asia diperkirakan melampaui 1,5 juta unit -- setara dengan dampak lingkungan dari menanam 25 juta pohon atau mengurangi 8 juta ton emisi CO₂.
ADVERTISEMENT
Tak hanya itu, Toyota juga memperkenalkan Land Cruiser FJ terbaru, yang akan diproduksi di Thailand. Model ini menjadi simbol semangat kebebasan dan petualangan, tanpa meninggalkan DNA Land Cruiser yang dikenal tangguh dan andal di berbagai medan.
Bagi Toyota, menjadi “yang terbaik di kota” bukan soal jumlah mobil yang terjual, tapi bagaimana teknologi bisa benar-benar memudahkan kehidupan masyarakat.
Sejak memperkenalkan platform IMV (Innovative International Multi-Purpose Vehicle) pada 2002, Toyota berhasil menghadirkan kendaraan yang sesuai dengan kebutuhan pasar Asia --dari pickup hingga SUV-- dengan harga yang tetap terjangkau. Bahkan Toyota bersiap meluncurkan generasi baru IMV, termasuk varian IMV BEV.
Langkah ini sejalan dengan komitmen Toyota dalam mendukung pertumbuhan industri otomotif di Asia, memperkuat rantai pasok lokal, menciptakan lapangan kerja, dan mengembangkan sumber daya manusia.
Di ajang Japan Mobility Show, Toyota menampilkan kekuatan portofolionya -- mulai dari Toyota, Lexus, GR, Century, hingga Daihatsu. Namun pameran itu bukan sekadar ajang unjuk produk. Toyota menegaskan filosofi “Mobility for All”, bahwa setiap orang berhak mendapatkan solusi mobilitas sesuai kebutuhannya.
ADVERTISEMENT
Melalui pendekatan Multi-Pathway, Toyota menawarkan berbagai pilihan teknologi, mulai dari hybrid kecil untuk pasar Asia, flex-fuel di Amerika Selatan, hingga fuel cell vehicle di Jepang. Semua diarahkan untuk memberi solusi nyata yang aman, tahan lama, dan mudah diakses -- tak sekadar mengikuti tren elektrifikasi.
Melalui berbagai proyek di Asia, Toyota berupaya menurunkan emisi CO₂ dengan mengintegrasikan kendaraan, energi, dan data dalam satu sistem mobilitas yang efisien.
Melalui Commercial Japan Partnership Technologies (CJPT), Toyota bekerja sama dengan berbagai pihak untuk meningkatkan efisiensi logistik dan menjajaki solusi energi baru. Sementara itu, lewat Toyota Mobility Foundation (TMF), perusahaan mendorong inovasi berbasis data untuk mengurangi kemacetan, meningkatkan keselamatan, dan memperluas akses mobilitas di perkotaan.
ADVERTISEMENT
“Untuk mencapai Mobility for All dan Carbon Neutrality, tidak ada satu solusi tunggal,” ujar Masahiko Maeda, CEO Toyota Asia.
“Kami percaya masa depan mobilitas diciptakan melalui kolaborasi dan aksi nyata. Bersama, kita bisa membangun ekosistem mobilitas yang membawa senyum bagi masyarakat Asia.”
Adapun Toyota kini berada pada fase penting transformasinya di Asia yaitu memperluas elektrifikasi, menguatkan industri lokal, dan tetap berpijak pada nilai yang sama: bahwa mobilitas bukan hanya soal transportasi, melainkan soal akses, kesempatan, dan kualitas hidup yang lebih baik bagi semua orang.
