Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Jika pengembangan dilakukan dalam kondisi yang sesuai, masalah ini mungkin tidak pernah terjadi. Namun, faktanya ini terjadi karena adanya semacam tekanan dalam pengembangannya,” ungkap CEO Toyota untuk kawasan Asia, Masahiko Maeda dikutip Reuters, Senin (8/5).
Tekanan yang ia maksud adalah Toyota Vios generasi terbaru memiliki ukuran yang lebih besar dari sebelumnya. Ini menjadi tantangan bagi Daihatsu sebagai produsennya untuk mengembangkannya dan diketahui memiliki spesialisasi pada produk kendaraan kecil.
Diketahui, Toyota Vios teranyar dibangun di atas platform Daihatsu New Global Architecture alias DNGA . Di Indonesia, struktur rancang bangun ini sudah dipakai pada produk kembar Toyota dan Daihatsu seperti Avanza-Xenia dan Raize-Rocky.
Untuk mengatasi hal tersebut, pabrikan berlogo tiga elips ini pun akan melakukan pengujian ulang Yaris Ativ secara internal, dengan lembaga standar Jepang, tanpa melakukan modifikasi apapun pada bodi kendaraan.
ADVERTISEMENT
Hal ini pun berlaku bagi Toyota Motor Thailand yang bakal mengirimkan mobilnya ke Negeri Sakura, untuk melakukan pengujian ulang secara komprehensif.
Bila sudah aman, penjualan dan pengiriman mobil akan dilanjut oleh pabrikan. Konsumen yang sudah terlanjur membeli, bisa menggunakan kendaraannya dan dipastikan aman.
Toyota Yaris Ativ yang diproduksi pada Agustus 2022 di Thailand dan Malaysia masuk dalam daftar mobil yang terkena skandal. Model tersebut dijual untuk pasar lokal, juga diekspor ke beberapa negara dengan jumlah penjualan 76.829 unit.
Thailand juga menjadi pusat produksi global keempat Toyota terbesar, setelah Jepang, Amerika Serikat dah China. Sebanyak 659.000 kendaraan berhasil diproduksi, termasuk dari brand mewah Lexus tahun lalu. Sehingga, adanya skandal ini sangat berpengaruh bagi Toyota.
ADVERTISEMENT