Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
Tren penurunan yang terus dialami mobil murah Calya , membuat Toyota perlu mengambil langkah untuk merangsang lagi pasar, salah satunya dengan melakukan penyegarann.
ADVERTISEMENT
Namun sampai saat ini model yang masuk program pemerintah Kendaraan Bermotor Roda Empat Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) tersebut, belum juga mendapatkan pembaruan.
Calya berhasil terjual sebanyak 47 ribu unit dalam waktu 6 bulan atau sekitar 7.800 unit per bulan di tahun pertama pengenalannya. Namun di tahun berikutnya, angka terus menurun.
Sempat mencapai 73 ribu unit atau sekitar 6.100 unit per bulannya di 2017, Calya merosot 12,3 persen di 2018 atau hanya mencapai 64 ribu unit.
Pada tahun 2019 ini, penjualan Calya di kuartal pertama masih juga belum membaik. Tercatat di data Gaikindo, selama 3 bulan pertama hanya mencapai 10.500 unit atau sekitar 3.500 unit per bulannya.
Menurut Fransiscus Soerjopranoto, selaku Executive General Manager PT Toyota Astra Motor (TAM), bahwa pihaknya hingga saat ini masih menunggu dan melihat kebijakan terbaru dari pemerintah terkait peraturan mobil LCGC (Low Cost Green Car).
ADVERTISEMENT
“Sebenarnya yang lagi kita tunggu itu adalah aturan pemerintahnya terkait LCGC. Kenapa? karena saat ini kan pemerintah rumornya KBH2 mau dikenakan pajak 3%. Nah, pajak 3% tersebut tentunya akan berdampak ke market, walaupun mungkin angka 3% itu tidak besar-besar banget,” ujar Soerjo.
Toyota Calya saat ini mengusung mesin bensin 1.2 liter berkapasitas 87 dk dengan torsi 108 Nm. Mesin tersebut dikombinasikan dengan 2 pilihan sistem transmisi yaitu manual 5 percepatan dan otomatis 4 percepatan.
Toyota membandrol Calya dengan harga mulai dari Rp 138 juta hingga Rp 156 juta.