Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Ibarat kuda balap, memahami silsilah itu E30 itu penting. Jadi begini, pada tahun 1962, BMW memulai Neue Klasse, sebuah sedan kompak dan kupe yang dimulai dengan model 1500.
Menggendong mesin M10 4-silinder, BMW 1500 tersohor di kalangan pebalap amatir dan mereka yang mencari mobil sport 4-pintu. Kala itu, tak banyak yang menyediakan pilihan dengan konfigurasi tersebut.
Alhasil, BMW 1500 laris manis dan BMW kewalahan memenuhi permintaan yang masuk. Sebagai model yang cukup diminati, pabrikan pun melakukan pengembangan, setelahnya ada 1800, 1600, 2000, dan generasi pamungkas 2002. Inilah awal mula era BMW Seri 3.
Generasi pertama BMW Seri 3 yang derkenalkan kepada dunia adalah BMW E21. Nama E21 sendiri merujuk dari kode sasis dan model ini diproduksi pada rentang tahun 1975-1983. Dicap sebagai sedan sport generasi terbaru, BMW sukses memperluas segmen konsumennya.
ADVERTISEMENT
Seiring waktu, lahirlah E30 di tahun 1982. Bermodal respons terhadap generasi sebelumnya dan sejumlah revisi di sektor teknis membuat pamor sedan kompak BMW ini makin menanjak. Bahkan model ini pun mendapat julukan ‘Ultimate Driving Machine’.
Saat meluncurkan E30, BMW sadar kalau model ini punya potensi untuk melipatgandakan pundi-pundi. Wajar kalau akhirnya E30 menjadi model Seri 3 dengan varian terbanyak.
Mencatut dari situs BMW, E30 punya varian Sedan (2 dan 4-door), Convertible, Baur Topcabriolet, Touring, M3 (Coupé dan Convertible). Sudah diduga, E30 berhasil mematahkan capaian generasi sebelumnya. Penjualan mobil ini menembus 2.339.251 unit.
Desain baru, peningkatan aspek aerodinamika, lebih nyaman, power lebih besar, dan pilihan body, dan varian mesin menjadi penentu.
ADVERTISEMENT
Selain performa, hitung-hitungan lain yang jadi pertimbangan adalah pengurangan drag coefficient sebesar hampir 15 persen. Makin kecil angkanya tentu membuat mobil lebih mudah dikendalikan dalam kecepatan tertentu.
***
Gerry Nasution, seorang pebalap yang juga dikenal sebagai kolektor mobil-mobil BMW bersedia meluangkan waktu dan berbagi cerita kepada kumparan soal eksistensi E30 di Indonesia.
Saat ditemui di kantornya di bilangan Utan Kayu, Jakarta Timur, ia menjelaskan bahwa E30 merupakan model pertama BMW yang diproduksi secara completely knock down (CKD).
“Film Catatan Si Boy tak bisa dipungkiri menjadi salah satu faktor yang membuatnya dikenal, apalagi tahun 80an akhir itu memang eranya orang dengerin Prambors dengan Catatan Si Boy, jadi pas banget,” kenang Gerry.
ADVERTISEMENT
BMW E30 sendiri sudah dijual sejak tahun 1986 dan hadir dengan varian M10 dan dua tahun berselang M40 turut dipasarkan.
“Aslinya, BMW E30 di Jerman itu rilis dari tahun 1984, dan tahun 1988 baru keluar M40,” jelasnya.
Gerry pun menjadi salah satu konsumen BMW E30. Dia punya beberapa unit --termasuk dengan mesin 2.000 cc dan 3.000 cc-- yang ia pakai untuk terjun ke ajang balap.
Warisan keluarga
Bagi dia, BMW E30 bukan sekadar mobil, tapi sudah menjadi bagian dari sejarah hidup masa muda.
Salah satu unit yang punya nilai histori cukup kuat adalah E30 lansiran 1989. Mobil itu sebenarnya adalah milik kakaknya yang kemudian diturunkan kepada Gerry.
“BMW E30 yang tahun 1989 itu kode mesinnya M40 generasi pertama yang baru-barunya dijual ke Indonesia. Jadi ini yang paling punya nilai,” kata Gerry, yang sudah memborong 150 gelar balap dari 2009 hingga 2014 itu.
ADVERTISEMENT
Pun bagi BMW enthusiast Wiandra Bagus Wicaksono, E30 bahkan masuk dalam album keluarga. Dengan sedan kompak itu, banyak kenangan ia ukir bersama ayah, mulai dari mogok hingga road trip ke Surabaya.
BMW E30 Wiandra tersimpan bersama sejumlah mobil klasik lainnya di sebuah rumah kosong di bilangan Veteran. Mobil ini memang sudah jarang dipakai. Beberapa sudut mobil menunjukkan bahwa ia tak lagi muda. Meskipun untuk aspek teknis seperti mesin, masih sehat dan bisa diajak berkeliling menikmati kota.
BMW E30 milik Wiandra ini ibarat warisan. Sebelum jatuh ke tangannya, sedan kompak ini sebenarnya sengaja dibelikan kakeknya kepada ayahnya pada tahun 1991.
“Bokap gue cerita, dulu itu kan lagi zamannya film Si Boy, itu kata bokap, zaman dulu, kalau pakai mobil E30 udah keliatan paling ganteng deh,” cerita Wiandra.
ADVERTISEMENT
Mengendarai BMW E30 bagi Wiandra memang enggak pernah membosankan. Untuk mobil dengan usia 30 tahun, dia masih terlihat keren, lincah, dan yang penting punya performa yang bisa diadu.
“Gue juga yakin mungkin 10 tahun lagi ini mobil bakal jadi mobil rare sih, karena sekarang aja susah deh nemu-nemu E30 yang masih rapi mulus. Kalaupun ada paling bahan dan itupun mungkin sasisnya sudah berkarat dan keropos,” katanya.
Kendati begitu, memelihara BMW E30 memang bukan pekerjaan mudah. Menurut Silas Bonar Andrianto, BMW enthusiast, punya E30 itu bisa menciptakan dua hal: benci atau cinta banget.
“Fucking E30 but we love it. Tiap-tiap kali mogok kita mengumpat fuck fuck fuck habis itu kita elus lagi,” kata Silas.
ADVERTISEMENT
Tapi, bagi Silas, ketika E30 ngadat justru menimbulkan adanya hubungan antara si empunya dengan mobilnya. “Seperti hidup mobilnya, bisa sakit dan bukan robot,” katanya.
---
Baca artikel lainnya seputar BMW E30 dengan mengikuti topik Darah Muda BMW Tua.