Uni Eropa Teken Batas Bawah Harga Impor Mobil Listrik dari China

12 April 2025 12:00 WIB
ยท
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Mobil listrik BYD.  Foto: dok. BYD
zoom-in-whitePerbesar
Mobil listrik BYD. Foto: dok. BYD
ADVERTISEMENT
Uni Eropa (UE) dan China dikabarkan telah mencapai kesepakatan untuk mempertimbangkan penetapan harga minimum mobil listrik buatan Negeri Tirai Bambu itu. Ini sebagai bentuk timbal balik atas penerapan kebijakan tarif oleh komisi negara benua biru tersebut.
ADVERTISEMENT
Dilansir Reuters, negosiasi antar keduanya disebutkan sudah dimulai sejak Kamis kemarin, menurut laporan surat kabar Jerman, Handelsblatt. Pertemuan melibatkan komisaris perdagangan UE, Maros Sefcovic dan Menteri Perdagangan China, Wang Wentao.
Selama 24 jam terakhir, baik UE dan China sepakat untuk mempertimbangkan penetapan harga minimum. Sefcovic mengatakan bahwa harga minimum apa pun harus seefektif dan dapat diberlakukan seperti tarif UE.
Negosiasi serupa antara kedua belah pihak sebenarnya pernah dijalankan, namun itu hanya berlaku untuk komoditas homogen. Jadi bukan produk kompleks, yang salah satunya seperti sektor otomotif atau kendaraan berupa mobil.
Mobil listrik China, Xpeng G6. Foto: Xpeng
Sebelumnya, Uni Eropa telah menetapkan tarif khusus untuk kendaraan listrik yang dibuat di China dengan besaran 45,3 persen pada Oktober lalu. Tetapi, Belgia dan China sudah mengajukan gagasan untuk menaikkan tarif melalui kemungkinan komitmen harga minimum.
ADVERTISEMENT
Meski demikian, komisi UE mengatakan bahwa mereka yakin harga minimum tunggal tidak akan memadai untuk mengatasi kerugian yang disebabkan oleh subsidi (kendaraan listrik buatan China oleh pemerintah China).
Komisi Eropa telah menyatakan bersedia untuk terus merundingkan alternatif tarif dengan China, yang mencakup tarif sebesar 17 persen untuk kendaraan yang dibuat oleh BYD. Kemudian 18,8 persen untuk Geely, dan 35,3 persen untuk SAIC, di atas bea masuk mobil standar Uni Eropa sebesar 10 persen.
Sementara itu, asosiasi industri otomotif Jerman VDA menyambut baik pembicaraan antara UE dan China, menyebut bea masuk sebagai 'kesalahan' dan mengadvokasi solusi yang dinegosiasikan.
"Terlepas dari perkembangan global saat ini, perlu juga dibahas di sini tentang cara mengurangi hambatan dan distorsi dalam perdagangan internasional, daripada membangun rintangan baru," kata VDA pada hari Kamis.
ADVERTISEMENT
Merek-merek mobil Jerman, yang menghasilkan sepertiga penjualan mereka tahun lalu di China, menentang tarif tersebut karena khawatir akan konflik perdagangan dengan mitra dagang terpenting kedua negara itu setelah Amerika Serikat.
***
kumparan New Energy Vehicle Summit 2025 akan digelar pada Selasa, 6 Mei 2025, di MGP Space, SCBD Park. Forum diskusi ini menghadirkan para pemangku kepentingan, termasuk pemimpin industri, profesional, dan perwakilan pemerintah, untuk berdiskusi serta berbagi wawasan mengenai masa depan industri otomotif berkelanjutan.
Daftar sekarang di: kum.pr/nev2025.