Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
Tentu saja kondisi seperti itu tak bisa dibiarkan, karena selain bisa mengorbankan kenyamanan, pemilik kendaraan bisa keluar dana besar untuk melakukan servis besar atau turun mesin.
Dealer Techincal Toyota Astra Motor (TAM), Didi Ahadi menjelaskan, setidaknya ada tiga penyebab bisa membuat mobil mengalami engine knocking . Berikut penjabarannya.
Bahan bakar tidak sesuai atau berkualitas rendah
Salah satu pemicu terjadinya engine knocking adalah penggunaan BBM dengan Research Octan Number (RON) yang rendah, atau tak sesuai dengan kompresi mesin. Setiap pabrikan kendaraan bermotor di Indonesia, umumnya merekomendasi kadar RON BBM yang pas untuk produk mereka.
Misalnya, pada mobil murah LCGC (Low Cost Green Car) direkomendasikan meminum RON 92 (Pertamax).
“Bisa saja (memakai bahan bakar oktan rendah), tapi akan terjadi penumpukan kerak akibat pembakaran yang tidak sempurna (jangka panjang). Biasanya efek yang langsung terasa adalah tarikan kendaraan menjadi kurang maksimal,” jelasnya.
ADVERTISEMENT
Deposit (kerak) pada dinding silinder
Ini menjadi penyebab utama bunyi aneh (menggelitik) pada mesin mobil. Kerak tersebut menjadi penghambat proses pembakaran di dalam mesin, timing pembakaran bisa tidak sesuai dengan hitungan, atau tidak pas. Iya ibarat jantung manusia yang bermasalah, maka penyaluran darah akan sulit mengalir ke seluruh tubuh.
“Timing pembakaran yang kurang pas akan menyebabkan pembakaran yang kurang sempurna. Tapi untuk mobil jaman sekarang sudah dilengkapi dengan knock sensor, sehingga ECU dapat memajukan atau memundurkan timing, sesuai dengan kondisi mesin,” ucapnya.
Pemilihan busi yang salah
Alih-alih ingin meningkatkan performa dan menghemat konsumsi bahan bakar, tak sedikit pemilik kendaraan mengganti busi yang tidak sesuai dengan standar bawaan pabrik. Namun sayangnya, busi aftermarket tersebut, malah bisa membuat pembakaran tak sempurna.
ADVERTISEMENT
“Bisa saja api yang dihasilkan busi, tidak sesuai untuk membakar udara dan bahan bakarnya,” jelasnya.
Pesan Didi, hal terpenting untuk mencegah penyakit ini terjadi adalah, membiasakan menggunakan BBM sesuai rekomendasi pabrikan. Selanjutnya, lakukan perawatan perawatan berkala secara rutin, dengan mengecek filter udara, knock sensor, ring piston, dan valve seal.