Waspada Highway Hypnosis Saat Menyetir di Jalan Tol, Ini Bahayanya

30 April 2022 17:02 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Foto udara kendaraan Gerbang Tol Pamulihan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
zoom-in-whitePerbesar
Foto udara kendaraan Gerbang Tol Pamulihan Jalan Tol Cileunyi-Sumedang-Dawuan (Cisumdawu) di Pamulihan, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Jumat (29/4/2022). Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi
ADVERTISEMENT
Salah satu hal yang perlu diantisipasi oleh pengendara mobil dan motor ketika melakukan perjalanan yang menempuh jarak yang jauh adalah munculnya fenomena highway hypnosis, terutama saat mudik.
ADVERTISEMENT
Pendiri sekaligus Instruktur Jakarta Defensive Driving Consultant (JDDC), Jusri Pulubuhu menerangkan bahwa highway hypnosis atau melamun merupakan salah satu bentuk dari gejala keletihan.
“Highway hypnosis itu adalah suatu kondisi atau suatu symptom/gejala keletihan. Nah, hal itu disebabkan oleh kebanyakan karena otak tidak terstimulus atau dari sebuah aktivitas yang monoton seperti misalnya berkendara di lingkungan yang sama dalam waktu yang lama,” ujar Jusri ketika dihubungi kumparanOTO.
Contohnya seperti berkendara di jalan lurus yang panjang dan lengang, sehingga menyebabkan beberapa hal atau objek tidak ditangkap dengan baik oleh otak. Tentu ini sangat berbahaya, dampaknya adalah kehilangan kendali, apalagi saat kecepatan tinggi. Risikonya dapat menimbulkan kecelakaan.
Posisi mengemudi mobil Nissan Magnite. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
“Secara indera mata mampu menangkap objek yang dilihatnya tetapi otak tidak merespons. Contoh sedang berkendara di jalan, kemudian di depannya ada lubang cukup besar. Mata mampu menangkap objek itu, tetapi otak tidak merespon dengan cara memperlambat kendaraan atau menghindari lubang, ketika menghajar lubang tersebut baru tersadar orangnya,” jelas Jusri.
ADVERTISEMENT
Jusri juga menyebut gejala highway hypnosis juga dapat terjadi kepada orang yang bugar serta orang yang baru sembuh dari sakit atau selepas melakukan aktivitas yang menguras banyak energi.
“Ini dikarenakan input dari mata itu tadi atau kuping hanya diterima datar oleh otak istilahnya. Jadi tidak terstimulasi, tidak tercerna karena efek bosan juga,” imbuhnya.

Meminimalisir gejala highway hypnosis

Suasana di rest area Km 207 Cirebon. Foto: Dok. Tedy
Jusri membeberkan beberapa hal yang dapat dilakukan demi mencegah timbulnya highway hypnosis ketika sedang berkendara.
“Kalau mengalami highway hypnosis saat kondisi bugar, maka tidak perlu istirahat. Tinggal lakukan hal-hal yang dapat menstimulasi otak kita, seperti sesekali membaca situasi atau memantau objek-objek di sekitar, atau kalau di mobil pasang lagu, buka jendela, dan sebagainya,” katanya.
ADVERTISEMENT
Namun, apabila mengalami gejala highway hypnosis karena efek keletihan, ia menyarankan agar pengemudi segera mencari tempat istirahat karena kondisi tersebut sudah tidak bisa diakali dengan menstimulasi otak seperti saat keadaan bugar.
Sebagai tambahan, selain sering menstimulasi otak, Jusri menekankan perlunya pemahaman aktivitas yang dilakukan ketika mengemudi atau berkendara. Melihat sekaligus memahami apa yang dihadapi itu juga bentuk stimulasi untuk otak.
“Perlu dipahami apa yang kita lihat, kita lakukan, dan dengar. Pelihara pemantauan objek-objek bahaya di sekeliling kita, bahaya tidak hanya mengancam dari depan, tetapi juga dari belakang, samping kiri-kanan, oleh karena itu secara terpola antara 5-8 detik mata kita harus memantau sekeliling kendaraan,” imbuhnya.
***
Ikuti program Master Class, 3 hari pelatihan intensif untuk para pelaku UMKM, gratis! Daftar Sekarang DI LINK INI
ADVERTISEMENT