Wuling Belum Berencana Bikin Mobil Murah Sekelas LCGC

30 Juli 2024 7:00 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Wuling Motors rayakan eksistensi di Indonesia ke-7 tahun selama pameran GIIAS 2024. Foto: Wuling Motors
zoom-in-whitePerbesar
Wuling Motors rayakan eksistensi di Indonesia ke-7 tahun selama pameran GIIAS 2024. Foto: Wuling Motors
ADVERTISEMENT
Harga terjangkau begitu melekat pada produk-produk Wuling di Indonesia. Kendati demikian, pabrikan mengungkapkan belum berencana menghadirkan model setara mobil Low Cost Green Car (LCGC) atau lebih murah lagi.
ADVERTISEMENT
Pada dua segmen berbeda, Wuling masing-masing punya produk termurah di kelasnya. Sebut saja untuk segmen mobil konvensional bermesin bakar (ICE) ada seri Confero dan segmen mobil listrik murni (BEV) tersedia Air ev.
Meski begitu, sejatinya kedua produk itu punya harga termurah Rp 200 jutaan, Rp 207 jutaan untuk Confero S dan Air ev Lite Rp 109 jutaan jika belum dikenakan potongan PPN 10 persen. Presiden Direktur Wuling Motors, Shi Guoyong coba beri tanggapan.
“Dari awal Wuling itu terkenal dengan value for money-nya, jadi kami akan mempertahankan hal itu. Kalau sekarang kami berikan pilihan lebih banyak, lini produk yang lebih lengkap buat konsumen,” buka Guoyong ditemui di Tangerang, Banten belum lama ini.
Wuling Formo di GIICOMVEC 2024. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
Menurut Guoyong, sejatinya Wuling sudah menyediakan beberapa pilihan produk yang merambah pada setiap segmen. Dirinya menekankan soal value yang ada produknya, tak semata meniagakan model dengan harga sangat miring.
ADVERTISEMENT
“Untuk entry level kami akan kembangkan juga. Cuma kan LCGC atau city car bukan satu-satunya jalan, kami ada planning lebih banyak. Sebenarnya bukan hanya itu (harga murah), kami bisa tawarkan teknologi yang memang terdepan. Misalnya, fitur IoV (Internet of Vehicle) yang memang jadi yang pertama di Indonesia waktu itu,” jelasnya.

Mobil baru semakin mahal, Menperin berencana perluas program LCGC

Menteri Perindustrian (Menperin), Agus Gumiwang Kartasasmita merespons usulan pakar ekonomi untuk mengatasi stagnasi 1 juta pasar otomotif selama satu dekade.
Salah satunya dengan penyegaran program LCGC yang selama 10 tahun terakhir berkontribusi besar terhadap penjualan mobil nasional, demikian ungkap Peneliti Senior LPEM (Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat) FEB UI, Riyanto.
Namun segmen tersebut tidak lagi istimewa karena kini dibebankan PPnBM (Pajak Penjualan atas Barang Mewah) sebesar lima persen. Kemudian harga jualnya juga semakin tinggi, seiring dengan penambahan fitur dan penyesuaian bahan baku produksi.
ADVERTISEMENT
All New Toyota Agya. Foto: Aditya Pratama Niagara/kumparan
"Ini rasanya perlu disegarkan kembali, mungkin untuk daerah tertentu fitur mobilnya yang membuat harganya tinggi, jadi range produknya itu kalau bisa disesuaikan untuk kelompok yang tidak perlu canggih, perlunya fungsionalitas," jelas Riyanto.
Menperin saat ditemui di pameran GIIAS 2024 menuturkan, segmen tersebut tengah dikaji untuk bisa menggairahkan kembali pasar otomotif nasional.
"LCGC karena pada dasarnya itu program ramah lingkungan, maka itu kami bisa perluas dan juga kami sekarang sedang menghitung seberapa besar kenaikan dari unit LCGC," katanya di ICE BSD, Tangerang, Kamis (18/7).
Namun Menperin Agus tidak merinci perluasan program yang dimaksud. "Jadi produsen yang mengikuti program LCGC itu berapa besar mereka bisa menaikkan harga. LCGC sedang kami hitung, LCGC itu ramah lingkungan," lanjutnya.
ADVERTISEMENT

LCGC masih berkontribusi besar

Daihatsu Sigra di IIMS 2024. Foto: Sena Pratama/kumparan
Menilik data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), kategori LCGC berkontribusi banyak terhadap penyerapan produk kendaraan roda empat tanah air. Pada periode Januari-Juni 2024, segmen ini menyumbang 22 persen dari total wholesales (distribusi dari pabrik ke diler) nasional.
Adapun saat pertama kali digulirkan pada 2013, hanya mampu berkontribusi sebesar 4,16 persen. Namun setahun berikutnya naik menjadi 14,25 persen, lalu naik lagi jadi 16,43 persen, dan puncaknya pada 2016 sebesar 22,13 persen.
Selepas itu pangsa pasar LCGC bertahan di 20-an persen. Sayangnya pada saat pandemi 2020, turun menjadi 19,67 persen, dan makin terpuruk di 2021 sebesar 16,51 persen serta 2022 hanya 15,09 persen.
Hanya saja pada 2023, segmen LCGC kembali menunjukkan tajinya dengan mencetak 20,35 persen pangsa pasar, atau sebanyak 204 ribuan unit dari total 1 juta unit.
ADVERTISEMENT
***