Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2025 © PT Dynamo Media Network
Version 1.95.1
Yamaha Akui Opsen Pajak Daerah Jadi Tantangan, Optimistis Penjualan Tetap Moncer
27 Januari 2025 15:00 WIB
·
waktu baca 3 menitADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Opsen ini memang jadi pembicaraan khusus juga. Cuma kabar yang saya dengar untuk opsen ini ada yang ditunda begitu, ya. Ada yang 3 (bulan), ada yang 6 (bulan dievaluasi). Itu merupakan berita bagus untuk kami di manufaktur, terutama roda dua," buka Rifki ditemui di Bandung, Jawa Barat (26/1/2025).
Namun begitu, Rifki tak menampik bahwa penerapan opsen pajak di daerah tertentu tetap menjadi tantangan tersendiri buat Yamaha untuk tahun ini. Kendati dirinya tetap optimistis penjualan sepeda motor 2025 akan bisa tetap baik seperti tahun lalu.
“Ya, betul memang itu menjadi suatu tantangan buat kami. Kalau secara pribadi, seharusnya bisa (menyamai 2024). Secara produk Yamaha bisa memenuhi kebutuhan masyarakat, terutama seri Maxi yang kita perbarui terus," imbuhnya.
“Mudah-mudahan ini tetap bisa menggairahkan pasar sepeda motor baru dan semoga bisa mencapai target sesuai dengan permintaan tahun lalu. Ya, kita coba kejar (penjualan) sebelum opsen ini benar-benar diperlakukan 100 persen," jelas Rifki.
ADVERTISEMENT
Sepanjang tahun 2024, pabrikan berlambang garpu tala tersebut cukup banyak melakukan aktivitas peluncuran produk baru. Seperti Yamaha Lexi LX 155 yang debut pada bulan Januari, kemudian NMax Turbo lima bulan setelahnya, dan Aerox Alpha di penghujung tahun.
Rifki mengaku, sejauh ini pihaknya belum memiliki rencana atau strategi khusus menyoal adanya opsen pajak daerah. Terutama soal isu menurunkan banderol hingga perang harga (price war) dengan kompetitor.
“Karena tadi ada penundaan soal opsen 3 bulan atau 6 bulan itu yang masih untuk dievaluasi. Ya saat ini masih sesuai sama target kami, kalau dari direksi tak ada sampai price war. Kita memberikan produk dengan harga sesuai kualitas yang kita berikan," tegasnya.
Bahkan ia menilai, adanya opsen pajak daerah yang juga dikenakan untuk roda empat baru, justru bisa saja membuat konsumen mengalihkan pembelian kendaraan anyar ke sepeda motor baru. Sehingga memberi dampak ke penjualan.
ADVERTISEMENT
Target penjualan motor 2025 sedikitnya 6,4 juta unit
Prediksi pasar roda dua tahun ini akan tetap baik juga pernah diutarakan oleh Sekretaris Jenderal Asosiasi Sepeda motor Indonesia (AISI) Hari Budiyanto, meski kondisi otomotif nasional tengah dihadapkan oleh isu opsen pajak daerah dan PPN 12 persen.
"Insya Allah kalau opsen bisa direlaksasi dan yang dibayar konsumen tidak naik harga, proyeksi kami tahun 2025 di range 6,4 sampai 6,7 juta domestik market," katanya kepada kumparan awal bulan ini.
Asosiasi mencatat penjualan motor dalam negeri mencapai 6,3 juta unit selama 2024, secara wholesales (distribusi dari pabrik ke diler). Angka ini naik 1,5 persen dari penjualan 2023 yang sebanyak 6,2 juta unit.
Apabila dibandingkan dengan beberapa tahun sebelumnya, penjualan roda dua cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Mulai dari 2020 ketika pandemi melanda, asosiasi merekam 3,6 juta unit motor terjual.
ADVERTISEMENT
Kemudian pada 2021 penjualan motor mengalami perbaikan dan mencetak angka 5,057 unit penjualan. Lalu pada 2022 kembali positif dengan kenaikan tinggi sekitar 19,4 persen mencapai 5,2 juta unit.
***