Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
ADVERTISEMENT
ADVERTISEMENT
“Ini motor awalnya dimiliki oleh orang asal Belanda, namanya Michiel Beers. Namun, karena sulitnya mengurus administrasi untuk dibawa ke Belanda, akhirnya dibeli. Nama motornya sendiri RX-Ohm dan dibuat dalam waktu tiga bulan,” buka Farman saat ditemui kumparan, Minggu (21/5).
Dirinya menjelaskan, motor ini dipilih karena bentuk desainnya yang tak lekang oleh waktu. Untuk mempertahankannya, sang pemilik awalnya sampai membuat kustomisasi, agar sistem penyimpanan baterainya lebih proper.
“Ini memang casing baterainya buat sendiri, kustom, lah. Motor listriknya menggunakan hub drive, agar baterainya muat untuk dipasang. Kalau pakai model mid drive, akan sulit sekali mengaturnya, malah jadi tidak bagus,” terangnya.
ADVERTISEMENT
“Baterainya sudah menggunakan lithium iron phosphate, dengan kapasitas 2,142 kWh. Jarak tempuhnya mencapai 60 kilometer sekali cas. Durasi pengecasan mungkin empat jam lebih,” terangnya.
Sektor kaki-kakinya menggunakan suspensi teleskopik di bagian depan, sementara di bagian belakangnya menggunakan shockbreaker ganda. Sistem pengeremannya sudah discbrake di bagian depan. Tak banyak diubah oleh sang pemilik.
Adapun speedometernya sudah digital. Untuk lampunya, masih mempertahankan ciri khasnya, kotak besar dibagian depan. Karena ini motor listrik, barang tentu tak ada knalpot yang terpasang.
“Modifikasinya ini menghabiskan anggaran sekitar Rp 30-35 juta. Mahal, karena pemilik awalnya itu memang memilih komponen yang bagus. Misal, controller Kelly KLS-S 7320, itu sudah yang paling bagus di kelasnya,” tukasnya.