Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.93.2
Konten dari Pengguna
Apakah Korupsi adalah Biaya Tak Terhindarkan dari Politik?
9 Juni 2023 15:18 WIB
Tulisan dari Ahmad Rahul Miftahul Haq A tidak mewakili pandangan dari redaksi kumparan
Tatkala matahari politik terbit di ufuk, kebenaran seringkali terbenam di balik cahaya silau korupsi. Sebagai sebuah konsep, politik adalah seni mempengaruhi dan membuat keputusan yang berlaku untuk sekelompok orang. Namun, dalam praktiknya, korupsi seringkali merasuki puncak keputusan tersebut. Mengapa demikian? Apakah korupsi benar-benar biaya tak terhindarkan dalam politik?
ADVERTISEMENT
Berbicara tentang korupsi dalam politik, kita harus merujuk pada apa yang dikatakan oleh Robert Klitgaard, seorang pakar anti-korupsi yang terkenal. Ia mengatakan, "Korupsi adalah seperti seorang pelacur yang selalu hadir di pesta politik, dan meskipun selalu dianggap tabu, tidak ada yang benar-benar berusaha mengusirnya." Kutipan ini tampaknya merefleksikan bagaimana korupsi telah menjadi bagian dari struktur politik kita.
ADVERTISEMENT
Menurut Transparancy International, pada tahun 2022, skor Indeks Persepsi Korupsi (CPI) Indonesia berada pada angka 40, dengan posisi ke-102 dari 180 negara yang disurvei. Angka ini membuktikan bahwa korupsi masih merajalela dalam politik di negeri ini. Seakan-akan, korupsi telah menjadi bagian tak terpisahkan dari politik, menjadi bayaran untuk kekuasaan dan pengaruh.
Namun, apakah kita seharusnya menerima korupsi sebagai biaya yang tak terhindarkan dari politik? Sungguh, itu adalah pandangan yang pesimis dan fatalistik. Kita harus melawan ide tersebut.
Sebagai masyarakat, kita harus melawan normalisasi korupsi. Seperti yang dikatakan oleh Kofi Annan, mantan Sekjen PBB, "Korupsi adalah senjata pemusnah massal." Korupsi merusak integritas sistem politik, menghancurkan kepercayaan publik, dan menghambat pembangunan ekonomi dan sosial.
ADVERTISEMENT
Banyak negara telah membuktikan bahwa korupsi bukanlah sebuah kewajiban dalam politik. Menurut CPI 2022, Denmark dan New Zealand menjadi negara dengan korupsi terendah. Ini membuktikan bahwa politik bersih dari korupsi bukanlah hal yang mustahil. Ini memerlukan kesadaran kolektif, peraturan yang kuat, dan penegakan hukum yang tegas.
Politik seharusnya adalah alat untuk menciptakan perubahan positif, bukan sarana untuk memperkaya diri sendiri. Seperti kata Plato, "Seorang penguasa sejati sebenarnya adalah pelayan publik." Oleh karena itu, kita harus berjuang untuk transparansi, akuntabilitas, dan integritas dalam politik. Kita harus menegakkan ide bahwa politik adalah untuk pelayanan publik, bukan untuk keuntungan pribadi.
Begitu kita menerima gagasan bahwa korupsi adalah bagian dari politik, kita secara tidak langsung memberikan tiket gratis kepada para pelaku korupsi. Kita memberi mereka pembenaran moral dan mengundang mereka untuk terus merusak tatanan politik. Sebaliknya, kita harus menganggap korupsi sebagai penyakit, yang jika tidak diobati, akan merusak seluruh sistem.
ADVERTISEMENT
Melihat bagaimana korupsi merasuki politik, kita harus mewujudkan reformasi sistematis. Reformasi tersebut harus mencakup peningkatan transparansi dalam proses pengambilan keputusan, pemberian sanksi yang lebih keras terhadap korupsi, dan peningkatan kualitas pendidikan politik bagi masyarakat.
Di masa mendatang, kita harus mendorong generasi baru politisi yang menolak korupsi dan menegakkan nilai-nilai integritas dan transparansi. Seperti yang dikatakan oleh Nelson Mandela, "Pendidikan adalah senjata paling kuat yang bisa digunakan untuk mengubah dunia." Pendidikan politik harus menjadi prioritas utama untuk mencegah korupsi dan mempromosikan etika politik yang baik.
Mari kita lupakan anggapan bahwa korupsi adalah biaya tak terhindarkan dari politik. Sebaliknya, mari kita percaya dan berjuang untuk politik yang bersih, transparan, dan adil. Kita harus ingat bahwa politik adalah alat untuk mencapai tujuan bersama, bukan alat untuk memperkaya diri sendiri.
ADVERTISEMENT
Korupsi bukanlah biaya tak terhindarkan dari politik. Ini adalah penyakit yang harus kita obati. Mari kita bersama-sama berjuang untuk sistem politik yang bebas dari korupsi dan penuh dengan integritas. Karena akhirnya, seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, "Kamu harus menjadi perubahan yang ingin kamu lihat di dunia." Dan perubahan tersebut harus dimulai dari politik kita.