Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.86.0
ADVERTISEMENT
Kejadian satu ini bisa membuat kita bertanya-tanya atas kehadiran gen autisme . Seorang pendonor sperma menjadi ayah biologis bagi 12 anak yang mengidap autisme. Buntutnya, seorang perempuan menuntut sebuah bank sperma di Amerika Serikat.
ADVERTISEMENT
Kejadian ini bermula ketika Danielle Rizzo, seorang ibu dari Illinois, AS, sedang mencari pengobatan bagi kedua putranya yang mengidap autisme. Kedua anaknya itu berhasil dikandungnya berkat sel sperma dari seorang pendonor.
Tapi, betapa terkejutnya Rizzo ketika ia menemukan ibu-ibu lain yang mengalami hal serupa. Ibu-ibu itu menggunakan sel sperma dari pendonor yang sama dan juga memiliki anak dengan autisme.
Rizzo dan ibu-ibu lainnya mendapat jawaban yang sama dari pihak bank sperma, bahwa kemungkinan anak-anak mereka terlahir dengan autisme adalah kebetulan. Rizzo menolak jawaban itu.
“Hal ini seperti membuka sebuah kamus dan menunjuk ke huruf yang sama dari kata yang sama di halaman yang sama pada waktu yang sama juga,” ujarnya kepada The Washington Post.
ADVERTISEMENT
Rizzo beranggapan bahwa ada mutasi di sperma pendonor yang jadi penyebab anak-anak itu terlahir dengan autisme . Tapi, benarkah demikian? Adakah “gen autisme”?
Sebenarnya, ada ratusan variasi genetik yang berhubungan dengan gangguan spektrum autisme. National Institutes of Health (NIH) menjelaskan bahwa pada kebanyakan kasus, mutasi itu meningkatkan risiko seseorang mengidap autisme. Tetapi, itu tidak menakdirkan seseorang untuk mengidap kondisi itu.
Dalam kata lain, gen tidak memiliki peran penuh dalam risiko seseorang mengidap autisme. Ada faktor lingkungan, seperti usia orang tua dan komplikasi saat kelahiran yang turut berpengaruh.
Tapi, NIH menjelaskan, bahwa pada kasus langka mutasi genetik diduga bisa menjadi penyebab autisme . Meski begitu hanya antara dua sampai empat persen orang dengan autisme yang memiliki mutasi itu.
ADVERTISEMENT
“Kita menyebut autisme sebagai satu hal, tapi itu sebenarnya berbeda pada tiap orang. Pada beberapa, itu semua akibat gen. Pada yang lainnya itu akibat kombinasi gen dan lingkungan. Lalu ada orang yang tidak diketahui mengapa ia mengidap autisme,” ujar Wendy Chung, profesor pediatri di Columbia University, seperti dilansir Live Science.
Adapun studi pada anak-anak Rizzo menemukan bahwa mereka memiliki dua mutasi yang berhubungan dengan autisme. Mutasi itu terjadi pada gen MBD1 dan SHANK1.
Dalam gugatannya, Rizzo menuduh bahwa profil si donor berisi informasi yang salah. Sebagai contoh, Rizzo mengatakan bahwa donor tidak memiliki gelar sarjana, seperti yang tercantum dalam profilnya, dan bahwa dia didiagnosis dengan ADHD, yang tidak disebutkan pada profilnya. Dia menggugat bank sperma itu pada Maret 2019, dengan gugatan sebesar 250.000 dolar AS, atau setara dengan Rp 3,5 miliar.
ADVERTISEMENT