news-card-video
Jakarta
imsak
subuh
terbit
dzuhur
ashar
maghrib
isya

2017 Jadi Tahun Kehilangan Luas Hutan Dunia Terparah Kedua

28 Juni 2018 17:05 WIB
comment
1
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Hutan Leuser yang berkabut. (Foto: Flickr)
zoom-in-whitePerbesar
Hutan Leuser yang berkabut. (Foto: Flickr)
ADVERTISEMENT
Menurut data terbaru dari University of Maryland yang dirilis di Global Forest Watch, 2017 merupakan tahun kedua terburuk dalam berkurangnya luas tutupan hutan dunia jika dilihat dari tahun 2001. Laporan dari yang dirilis pada Selasa (26/6) itu menunjukkan berkurangnya luas tutupan hutan tropis di seluruh dunia, termasuk di Indonesia, masih menjadi masalah besar.
ADVERTISEMENT
Pada 2017, 15,8 juta hektar area hutan atau kurang lebih seluas negara Bangladesh hilang. Itu berarti, hutan seluas 40 kali lapangan bola hilang setiap menitnya.
Berkurangnya luas tutupan hutan bukan hanya disebabkan oleh deforestasi (penggundulan hutan) yang dilakukan oleh manusia, tapi bisa juga terjadi karena faktor penyebab alami, seperti misalnya kebakaran hutan ataupun badai.
Dalam beberapa tahun belakangan, World Research Institute (WRI) mencatat telah terjadi peningkatan angka kebakaran hutan dan badai akibat perubahan iklim yang menyebabkan kerusakan hutan.
Pada 2017, Kolombia menjadi salah satu negara yang mengalami kehilangan tutupan hutan terparah. Bahkan, kenaikan hilangnya luas tutupan hutan di negara ini mencapai 46 persen dibandingkan tahun 2016 meskipun negara yang terletak di kawasan Amerika Selatan tersebut sudah berusaha untuk memperlambat kerusakan hutan.
Pertambangan Ilegal di Hutan Hujan Amazon (Foto: REUTERS/Nacho Doce )
zoom-in-whitePerbesar
Pertambangan Ilegal di Hutan Hujan Amazon (Foto: REUTERS/Nacho Doce )
Bahkan, proyek pembangunan jalan yang menghubungkan Ekuador, Kolombia, dan Venezuela pun dibatalkan karena pemerintah Kolombia khawatir akan terjadi pengrusakan hutan di Amazon akibat pembangunan jalan tersebut.
ADVERTISEMENT
Selain buruk bagi hutan di Kolombia, tahun 2017 juga menjadi tahun yang buruk bagi hutan di Brazil, terutama karena adanya peningkatan angka kebakaran hutan yang menyebabkan 31 persen kehilangan tutup hutan di Negeri Samba.
Selain disebabkan oleh musim kemarau panjang di wilayah selatan Amazon, kebakaran hutan juga disebabkan oleh pembukaan lahan dengan cara membakar hutan untuk kepentingan peternakan dan pertanian.
Berita baik untuk Indonesia
Data dari Global Forest Watch menunjukkan bahwa angka kehilangan tutupan hutan di Indonesia pada 2017 telah berkurang cukup drastis dari tahun 2016 dan merupakan rekor terendah sejak tahun 2014.
Pada 2016, Indonesia mengalami pengurangan luas tutup hutan hingga 2,42 juta hektar, terbesar sejak tahun 2001. Sementara pada 2017, angka tersebut berkurang menjadi 1,30 juta hektar.
ADVERTISEMENT
Di Indonesia, Riau masih memimpin sebagai wilayah yang mengalami pengurangan luas terbesar sejak tahun 2001 hingga 2017, disusul oleh Bangka Belitung, Sumatera Selatan, Jambi, dan Kalimantan Selatan.
Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat(2310) (Foto: Syifa Yulinnas/Antara)
zoom-in-whitePerbesar
Kebakaran Hutan dan Lahan di Aceh Barat(2310) (Foto: Syifa Yulinnas/Antara)
Salah satu hal yang berkontribusi terhadap penurunan angka kehilangan luas tutupan hutan di Indonesia adalah karena di tahun ini juga terjadi pengurangan angka kebakaran hutan. Dalam konferensi Pers Evaluasi Bencana 2017 dan Prediksi Bencana 2018 pada Februari lalu, BNPB mengatakan telah terjadi penurunan kasus kebakaran hutan dari 178 kasus di tahun 2016 menjadi 96 kasus di tahun 2017.
Meski telah berhasil mengurangi angka kehilangan luas tutupan hutan, Indonesia masih berada di urutan ketiga negara yang mengalami kehilangan tutupan hutan terluas di dunia, di bawah Brazil dan Kongo. Adapun negara Asia tenggara lainnya, Malaysia, berada di urutan kelima.
ADVERTISEMENT