3 Hari Tidak BAB Jadi Red Alert pada Sistem Pencernaan, Kenapa?

16 Desember 2024 11:18 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi gangguan sistem pencernaan. Foto: Shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi gangguan sistem pencernaan. Foto: Shutterstock
Meski sering dianggap sepele, keteraturan BAB ternyata bisa memengaruhi kesehatan tubuh secara keseluruhan. Pola BAB yang teratur akan mendukung keseimbangan bakteri baik di usus. Nah, bakteri baik inilah yang mendukung kesehatan imun dan mencegah peradangan.
Sebaliknya, saat frekuensi BAB tidak teratur, kamu mungkin akan mengalami 'red alert' yang ditandai dengan gejala-gejala gangguan kesehatan. Salah satu yang sering terjadi adalah sembelit.

Kenapa Susah BAB Jadi Red Alert bagi Sistem Pencernaan?

Ketika sembelit, tubuh tidak bisa mengeluarkan kotoran dan menumpuk di usus. Bukan tidak mungkin kotoran tersebut mengandung racun yang bisa diserap kembali oleh tubuh.
Di sisi lain, manusia buang air besar setidaknya tiga kali dalam seminggu atau 2 hari sekali. Jika frekuensi buang air besar kurang, tinja menjadi kering dan keras sehingga lebih sulit dikeluarkan dari anus.
Tak sampai di situ, karena mengejan terlalu keras, kamu akan merasa nyeri hingga beberapa jam, terdapat darah merah segar pada feses, hingga rasa terbakar atau gatal pada anus. Luka di sekitar anus tersebut lalu bisa menyebabkan wasir.
Sembelit menjadi tanda red alert juga karena kondisi ini bisa memicu prolaps rektum. Prolaps rektum merupakan kondisi saat bagian rektum menonjol atau keluar dari anus. Rektum adalah bagian terakhir dari usus besar dan merupakan tempat penyimpanan feses sebelum dikeluarkan.
Ilustrasi gangguan sistem pencernaan
Memang, prolaps rektum dikategorikan sebagai kondisi yang relatif jarang terjadi. American Society of Colon and Rectal Surgeons memperkirakan kasusnya ada di 1-3 orang dari setiap 100.000 orang. Namun, bukan berarti kamu jadi tidak waspada.
Selain terlihatnya benjolan yang keluar dari anus saat buang air besar, gejala prolaps rektum antara lain keluarnya darah merah segar dari rektum, rasa tidak nyaman saat buang air besar, dan susah buang air besar. Seram, ya?
Dilansir laman Universitas California, perubahan frekuensi BAB karena sembelit pun menjadi indikasi gangguan kesehatan yang lebih serius, seperti ketidakseimbangan hormon tiroid hingga kanker usus besar.

Mengatasi Sembelit sebelum Red Alert dengan Vegeta Herbal

Mengatasi sembelit salah satunya dengan menjalani pola hidup sehat, mencukupi kebutuhan air, serta mengonsumsi makanan kaya akan serat.
Agar BAB lebih lancar, kamu juga bisa menggunakan Vegeta Herbal yang mengandung psyllium husk. Penelitian menunjukkan, psyllium akan bekerja sebagai prebiotik: makanan yang dibutuhkan bakteri baik (probiotik) di usus. Ketika dikonsumsi, psyllium juga membentuk gel dan menyerap air di usus, sehingga dapat melancarkan BAB.
Vegeta Herbal pun mengandung empat bahan herbal lainnya, mulai dari Folium sennae untuk membantu melancarkan buang air besar, wasir, dan iritasi usus besar; akar Rhei radix yang dapat menjadi komponen obat pencahar; Foeniculi fructus atau adas yang bisa membantu mengatasi gangguan sistem pencernaan, perut kembung, dan susah buang air besar.
Ada pula kandungan Liquiritiae radix yang membantu mengobati gangguan gastrointestinal atau pendarahan saluran pencernaan yang dapat timbul salah satunya karena susah buang air besar.
Cara penyajian Vegeta Herbal pun mudah. Kamu hanya perlu mencampur satu saset Vegeta Herbal dan segelas air. Vegeta Herbal sebaiknya dikonsumsi setelah makan malam.
Selama mengonsumsi Vegeta Herbal, usahakan untuk minum air putih sedikitnya 8 gelas sehari ya!
Vegeta Herbal sudah tersedia di minimarket, supermarket, website Enesis di sini, maupun marketplace favorit, seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.
Yuk, atasi sembelit sebelum red alert dengan Vegeta Herbal !
Artikel ini dibuat oleh kumparan Studio