3 Penemu Virus Hepatitis C Raih Nobel Kedokteran 2020

6 Oktober 2020 9:41 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Harvey J. Alter, Michael Houghton dan Charles M. Rice, terlihat di layar sebagai tiga pemenang saat mereka diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel 2020. Foto: REUTERS/Claudio Bresciani
zoom-in-whitePerbesar
Harvey J. Alter, Michael Houghton dan Charles M. Rice, terlihat di layar sebagai tiga pemenang saat mereka diumumkan sebagai pemenang Hadiah Nobel 2020. Foto: REUTERS/Claudio Bresciani
ADVERTISEMENT
Tiga ilmuwan penemu virus Hepatitis C berhasil meraih penghargaan tertinggi Nobel Kedokteran 2020. Penghargaan itu diumumkan di Karolinska Institute, Stockholm, Swedia, pada Senin (5/10).
ADVERTISEMENT
Mereka adalah Havey Alter dan Charles Rice dari Amerika Serikat, serta Michael Houghton dari Inggris. Ketiganya meraih penghargaan paling bergengsi di dunia ilmu pengetahuan berkat penemuan virus Hepatitis C penyebab penyakit sirosis dan kanker hati.
"Sebelum mereka, penemuan virus Hepatitis A dan B telah dianggap sebagai langkah maju yang penting,” ujar Majelis Nobel di Sweden’s Karolinska Institute dalam sebuah pernyataan Senin (5/10).
“Penemuan virus Hepatitis C mengungkap penyebab kasus-kasus hepatitis yang masih terjadi dan memungkinkan dilakukannya tes darah serta pengembangan obat baru yang menyelamatkan jutaan nyawa manusia."
Selain mendapat medali Nobel, ketiganya juga diganjar hadiah uang sebesar 10 juta kronor Swedia atau sekitar Rp 16,6 miliar. Pemberian Nobel kali ini sedikit berbeda dari sebelumnya, karena perhelatannya tidak digelar secara langsung karena adanya pandemi corona.
ADVERTISEMENT
Rencananya, para pemenang bakal diundang untuk menerima medali pada tahun depan, bersama para pemenang Nobel 2021.
Jenis Hepatitis. Foto: nobelprize.org

Apa itu Hepatitis C?

Hepatitis atau peradangan hati adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus, konsumsi alkohol berlebih, faktor lingkungan, dan penyakit autoimun. Hepatitis pertama kali ditemukan pada 1940. Penyakit ini lalu dibagi menjadi dua jenis hepatitis.
Pertama adalah Hepatitis A yang bisa ditularkan lewat air atau makanan yang terkontaminasi dan biasanya tidak berdampak panjang pada kesehatan. Sementara yang kedua adalah hepatitis yang ditularkan lewat darah dan cairan tubuh. Hepatitis kedua yang kini dikenal sebagai hepatitis B ini bersifat kronis dan bisa menyebabkan penyakit sirosis dan kanker hati.
Hepatitis B ditemukan oleh Baruch Blumberg pada tahun 1960, yang juga diganjar penghargaan Nobel di bidang Fisiologi dan Kedokteran pada 1976. Penemuan Blumberg ini berdampak pada turunnya jumlah korban akibat Hepatitis B yang kala itu telah memakan korban jutaan orang.
ADVERTISEMENT
Namun, misteri hepatitis tak berhenti di situ. Harvey J. Alter dari US National Institutes of Health menemukan kasus-kasus hepatitis yang ditularkan melalui darah tapi tidak terkait dengan Hepatitis A dan B. Penyakit ini kemudian menjadi misteri dan disebut Hepatitis non-A dan non-B.
Ilustrasi Hepatitis A. Foto: Shutter Stock
Identifikasi hepatitis misterius ini kemudian dilanjutkan oleh Michael Houghton. Dia berhasil mengurutkan genetik virus dengan membuat sekumpulan potongan DNA dari asam nukleat yang ditemukan pada simpanse yang terinfeksi.
Dengan asumsi bahwa antibodi terhadap virus ini ada di dalam darah yang diambil dari pasien hepatitis, Houghton dan timnya menggunakan serum pasien untuk mengidentifikasi klon DNA virus yang positif. Hasilnya menunjukkan bahwa klon ini berasal dari virus RNA baru dari keluarga Flavivirus. Virus ini kemudian diberi nama Hepatitis C.
ADVERTISEMENT
Hepatitis C berhasil ditemukan, pertanyaan selanjutnya adalah, apakah virus ini dapat menyebabkan hepatitis? untuk menjawab pertanyaan tersebut, ilmuwan harus melakukan penelitian apakah virus dapat bereplikasi dan menyebabkan penyakit. Rice dan timnya lalu melakukan serangkaian penelitian menggunakan teknik modifikasi genetik.
Ia membuat sebuah varian RNA dari virus Hepatitis C dan menyuntikkannya pada simpanse. Mereka menemukan Hepatitis C ditemukan dalam darah hewan tersebut, dan menyebabkan perubahan patologis menyerupai gejala Hepatitis C kronis pada manusia. Dengan begitu, virus Hepatitis C dipastikan dapat menyebabkan hepatitis.