Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.88.1
3 Spesies Bunglon Baru yang Unik Ditemukan di Madagaskar
22 April 2018 16:36 WIB
Diperbarui 14 Maret 2019 21:09 WIB
ADVERTISEMENT
Pulau Madagaskar, tetangga jauh Indonesia, adalah salah satu tempat dengan keberagaman biota terbesar di dunia. Sebagian besar reptil, mamalia, dan juga tumbuhan di pulau terbesar ke-4 di dunia ini tak dapat ditemukan di daerah lain di Bumi.
ADVERTISEMENT
Kini koleksi biota di Madagaskar telah bertambah. Dalam studi yang dipublikasikan di Zoological Journal of the Linnean Society , para peneliti menambah tiga spesies bunglon baru ke dalam daftar flora dan fauna unik di Madagaskar.
Tiga spesies tersebut menjadi anggota baru dari Chamaeleonidae, salah satu famili bunglon yang biasa hidup di habitat dengan suhu hangat dan sering menjadi hewan peliharaan.
Bunglon yang pertama adalah Calumma uetz, bunglon ini hanya hidup di suatu daerah terpencil di Madagaskar Utara. Panjangnya dari kepala ke ujung ekornya hanyalah 10 sentimeter saja.
Ia juga memiliki warna yang unik, yang membuatnya mudah dibedakan dengan spesies bunglon lainnya. Warna tubuh bunglon Calumma uetz akan semakin cantik ketika jantan dan betina bertemu.
ADVERTISEMENT
Bunglon jantan akan menunjukkan warna kuning, violet, dan merah untuk memukau si betina. Sementara bunglon betina akan menunjukkan reaksi dengan membuat warna kulitnya menjadi gelap.
Selain itu, ada juga Calumma juliae, spesies bunglon yang satu ini hanya hidup di suatu hutan di Madagaskar yang luasnya hanya sekitar 15 hektar dan cukup padat.
"Kami harap area tersebut dapat segera dilindungi," ujar David Protzel, dilansir IFL Science.
"Gambar terbaru dari Google Earth menunjukkan bahwa sejak penemuan bunglon tersebut dua tahun lalu, sebagian besar area rumahnya telah hilang akibat penggundulan hutan," tambah Protzel.
Penemuan terakhir adalah bunglon bernama Calumma lefona. Bunglon ini memiliki hidung yang panjang dan runcing, mirip dengan boneka pinokio.
Tak hanya hidungnya saja yang unik, dari hasil pemindaian sinar x dan CT scan para peneliti menemukan bahwa ada suatu lubang di tengkorak bunglon tersebut, tepat di atas otaknya.
Memang lubang yang sama telah ditemukan di enam spesies Calumma lainnya, namun para peneliti masih belum mengetahui fungsi utama lubang tersebut.
ADVERTISEMENT
Mereka menduga lubang itu memiliki hubungan dengan kemampuan bunglon untuk melakukan termoregulasi atau pengaturan suhu tubuh agar tetap stabil. Hal ini dikarenakan lubang hanya ditemukan di bunglon yang hidup di ketinggian 1000 meter di atas permukaan laut.
"Berdasarkan apa yang kita ketahui mengenai spesies-spesies ini, mereka semua memiliki jarak distribusi yang sangat sempit," ujar Frank Glaw, Kepala Bagian Herpetologi di Zoologische Staatssammlung München, Jerman.
"Tapi (saat ini) sudah mulai banyak area dilindungi yang ada di Madagaskar, hal ini tentu saja sangat penting bagi masa depan keberagaman biota Madagaskar yang unik," imbuhnya.