400 Mahasiswa di Bandung Terinfeksi HIV/AIDS, Ini Gejala yang Perlu Diwaspadai

26 Agustus 2022 13:32 WIB
·
waktu baca 3 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi obat antivirus HIV. Foto: Thinkstock
ADVERTISEMENT
sosmed-whatsapp-green
kumparan Hadir di WhatsApp Channel
Follow
Laporan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Bandung terkait ratusan mahasiswa Bandung yang positif HIV/AIDS mendapat perhatian dari masyarakat. Hingga Desember 2021, tercatat ada 5.943 orang terinfeksi HIV/AIDS, dengan 400 orang di antaranya adalah mahasiswa.
ADVERTISEMENT
"Berdasarkan pekerjaan sebetulnya yang paling tinggi di Kota Bandung yang kena HIV/AIDS itu swasta (karyawan), sekitar 31 persen, kalau mahasiswa hanya 7 persen jadi sebenarnya kalau lebih tinggi itu di (karyawan) swasta orang yang kena HIV/AIDS," kata Silvia seperti dikutip Antara, Kamis (25/8).
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah virus yang berbahaya karena dapat menurunkan imunitas seseorang dan berakibat pada kematian. Sedangkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome) adalah nama yang digunakan untuk menggambarkan infeksi dan penyakit yang berpotensi mengancam ketika sistem kekebalan telah rusak parah oleh virus HIV.
Dikutip WebMD, gejala HIV/AIDS secara umum terbagi menjadi tiga tahap. Gejala semakin memburuk seiring melemahnya sistem kekebalan tubuh, apalagi jika pasien tidak melakukan pengobatan.
ADVERTISEMENT

Tahap Pertama: Gejala Infeksi HIV Akut

Ilustrasi flu. Foto: Shutterstock
Kebanyakan orang tidak langsung tahu kapan mereka telah terinfeksi HIV. Tetapi mereka mungkin memiliki gejala dalam 2 hingga 6 minggu setelah terkena virus. Ini adalah saat sistem kekebalan tubuh melawan virus yang masuk. Tahap ini disebut sindrom retroviral akut atau infeksi HIV primer.
Gejalanya mirip dengan penyakit virus lainnya, dan sering dibandingkan dengan flu. Mereka biasanya berlangsung satu atau dua minggu dan kemudian pergi. Tanda-tanda awal HIV meliputi:

Tahap Kedua: Gejala Latensi Klinis

Setelah sistem kekebalan kalah dalam pertempuran dengan HIV, gejala seperti flu akan hilang dan diikuti dengan perubahan signifikan yang terjadi di dalam tubuh. Dokter menyebut ini periode tanpa gejala atau infeksi HIV kronis.
ADVERTISEMENT
Di tubuh, sel yang disebut sel T CD4 mengkoordinasikan respons sistem kekebalan pengidap. Selama tahap ini, HIV yang tidak diobati akan membunuh sel CD4 dan menghancurkan sistem kekebalan. Tanpa pengobatan, jumlah sel CD4 akan turun, dan kemungkinan terkena infeksi lain meningkat.
Sel imun yang terinfeksi HIV. Foto: NIH/NIAID

Tahap Ketiga: Gejala AIDS

AIDS adalah stadium lanjut dari infeksi HIV. Ini biasanya ketika jumlah sel T CD4 pengidap turun di bawah 200 dan sistem kekebalan rusak parah. Pengidap mungkin mengalami penyakit yang lebih sering terjadi dan lebih buruk pada orang yang memiliki sistem kekebalan yang lemah.
Beberapa di antaranya, seperti sarkoma Kaposi (suatu bentuk kanker kulit) dan pneumocystis pneumonia (penyakit paru-paru), juga dianggap sebagai “penyakit terdefinisi AIDS.”
Berikut beberapa pada tahap ini:
ADVERTISEMENT

Pengobatan HIV

Ilustrasi Obat HIV. Foto: AFP/Geoff Robbin
Obat anti-retroviral (ARV) digunakan untuk mengobati HIV. Mereka bekerja dengan menghentikan replikasi virus di dalam tubuh, dan memungkinkan sistem kekebalan untuk memperbaiki dirinya sendiri dan mencegah kerusakan lebih lanjut.