5 Fakta soal Sesar Lembang yang Berpotensi Timbulkan Gempa di Bandung

7 Januari 2019 9:14 WIB
clock
Diperbarui 15 Maret 2019 3:50 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Gedung Sate, Bandung (Foto: Wikimedia)
zoom-in-whitePerbesar
Gedung Sate, Bandung (Foto: Wikimedia)
ADVERTISEMENT
Hasil riset terbaru mengungkap soal potensi gempa dari Sesar Lembang di Jawa Barat. Hasil riset berjudul “Earthquake Geology of the Lembang Fault, West Java, Indonesia” ini telah dipublikasikan di jurnal internasional Tectonophysics pada 13 Desember 2018.
ADVERTISEMENT
Riset ini disusun oleh Mudrik Rahmawan Daryono dan Danny Hilman Natawidjaja dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Benjamin Sapiie dari Institut Teknologi Bandung (ITB), dan Phil Cummins dari Australia National University (ANU).
Dalam riset ini para peneliti menggunakan metode analisis geomorfik. Mudrik Rahmawan Daryono selaku peneliti utama, mengatakan bahwa dalam riset ini dirinya dan para kolega “mempelajari morfogenik gempa” dari Sesar Lembang.
“Jadi itu ada ciri khasnya bahwa sesar itu aktif, yaitu adanya morfologi gawir (tebing curam yang terbentuk akibat sesar), kemudian dia (sesar) membelokkan sungai atau kita sebut sebagai river offsets (RO), kemudian memotong sungai kita sebut sebagai beheaded rivers (BR), terus kemudian shutter ridges (SR), ada bukit yang terangkat karena kompresi. Kayak gitu itu ciri khas dari bentuk-bentuk morfologi sesar aktif itu,” papar Mudrik saat dihubungi kumparanSAINS akhir pekan lalu.
ADVERTISEMENT
Lalu fakta apa saja yang didapat oleh Mudrik dan para kolega dari hasil riset ini? Berikut adalah lima di antaranya.
Peta Sesar Lembang (Foto: Mudrik R. Daryono)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Sesar Lembang (Foto: Mudrik R. Daryono)
1. Bukti tiga kejadian gempa oleh Sesar Lembang
Dalam riset ini para peneliti menemukan bukti setidaknya ada tiga gempa kuat yang pernah ditimbulkan oleh pergerakan Sesar Lembang.
Dari hasil penggalian seismologis, para peneliti mengidentifikasi bahwa gempa akibat Sesar Lembang pernah terjadi pada abad ke-15 Masehi, antara tahun 2300-60 Sebelum Masehi, dan antara 19620-19140 tahun yang lalu.
Khusus gempa yang terjadi di antara tahun 2300-60 Sebelum Masehi, gempa tersebut memiliki perpindahan vertikal terukur 40 sentimeter. Besar perpindahan ini, menurut para peneliti, setara dengan gempa berkekuatan 6,5 magnitudo momen (Mw).
ADVERTISEMENT
Magnitudo momen atau moment magnitude sendiri adalah ukuran energi yang dilepaskan untuk menghasilkan gempa bumi berdasarkan luas rekahan, panjang slip (pergeseran), dan sifat rigiditas (kekakuan) batuan.
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: AFP/Atta Kenare)
zoom-in-whitePerbesar
Ilustrasi Gempa Bumi (Foto: AFP/Atta Kenare)
2. Bukti aktifnya Sesar Lembang
Hasil riset ini juga membuktikan bahwa Sesar Lembang adalah sesar yang aktif. Sesar ini tepat berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu, salah satu gunung api aktif di Indonesia.
“Jadi per definisi sesar aktif itu kan dia harus terbukti pernah terjadi gempa pada kurun waktu 11.000 tahun yang lalu, itu sudah terbukti. Sudah ketemu paling nggak (Sesar Lembang memicu) dua kejadian gempa bumi pada abad ke-15 (Masehi) dan 60 Sebelum Masehi,” papar Mudrik.
3. Besarnya pergeseran Sesar Lembang
ADVERTISEMENT
Dalam riset ini para peneliti juga menghitung laju pergeseran (slip rate) Sesar Lembang. Peneliti menghitungnya dengan cara mengukur pembelokkan sungai yang disebabkan oleh sesar ini.
Hasilnya peneliti menemukan bahwa Sesar Lembang memiliki laju pergeseran sepanjang 1,95 milimeter sampai 3,45 milimeter per tahunnya.
Peta Sesar Lembang (Foto: Mudrik R. Daryono)
zoom-in-whitePerbesar
Peta Sesar Lembang (Foto: Mudrik R. Daryono)
4. Panjangnya Sesar Lembang
Dalam riset ini para peneliti juga memetakan jalur dan posisi Sesar Lembang. Sesar ini dipetakan oleh para peneliti terbagi dalam enam bagian, yakni bagian Cimeta di Padalarang, Cipogor di Lembang, Cihideung di Parongpong, Gunung Batu di Lembang, Cikapundung di Lembang, dan Batu Lonceng di Lembang.
Para peneliti menyebut Sesar Lembang ini sebagai patahan utama di Jawa Barat yang mengitari tepi utara Kota Bandung. Sesar ini tepat berada di selatan Gunung Tangkuban Perahu.
ADVERTISEMENT
Setelah mengukurnya, para peneliti menentukan bahwa Sesar Lembang ini memiliki panjang hingga 29 kilometer.
Liburan di Tangkuban Perahu (Foto:  ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
zoom-in-whitePerbesar
Liburan di Tangkuban Perahu (Foto: ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi)
5. Besarnya potensi gempa oleh Sesar Lembang
Menurut Mudrik, Sesar Lembang ini berpotensi menimbulkan gempa antara 6,5 hingga 7 magnitudo.
“Biasanya (sesar dengan) panjang 29 kilometer itu range moment magnitude (Mw) gempanya itu antara 6,5 sampai 7,” terang Mudrik.
Dalam makalah hasil riset ini, para peneliti menjelaskan bahwa Sesar Lembang memiliki potensi risiko yang tinggi mengingat lokasinya dekat pusat Kota Bandung yang memiliki banyak penduduk.
“Sesar Lembang adalah salah satu sumber gempa potensial yang terletak di tengah Provinsi Jawa Barat, hanya sekitar 10 km di utara ibukota Jawa Barat, Bandung,” tulis para peneliti dalam makalah ilmiah di jurnal Tectonophysics tersebut. Kota Kembang ini dihuni oleh sekitar 2,5 juta orang.
ADVERTISEMENT