5 Kejadian Suku Sentinel Bertemu Manusia Modern Selain Misionaris AS

1 Desember 2018 10:00 WIB
clock
Diperbarui 14 Maret 2019 21:04 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Straight Up Amazing Photos)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Straight Up Amazing Photos)
ADVERTISEMENT
Suku Sentinel yang hidup di Pulau Sentinel Utara, India, adalah salah satu dari kelompok manusia paling terasing di dunia. Baru-baru ini mereka mendapat perhatian masyarakat internasional karena membunuh misionaris asal AS bernama John Allen Chau.
ADVERTISEMENT
Menurut laporan Business Insider, ini sebenarnya bukan pertama kalinya Suku Sentinel berinteraksi dengan orang luar, bahkan bukan pertama kalinya mereka membunuh pengunjung yang datang ke pulaunya.
Salah satu kontak terdekat antara orang Sentinel dengan manusia modern, berhasil dilakukan antropolog asal India bernama TN Pandit. Ia pertama kali mengunjungi Pulau Sentinel Utara pada 1967. Kala itu, Pandit berhasil menjalin kontak terdekat dengan memberikan kelapa kepada para orang Sentinel di pantai.
TN Pandit (kiri) memberikan buah kelapa kepada salah seorang suku Sentinel. (Foto: TN Pandit)
zoom-in-whitePerbesar
TN Pandit (kiri) memberikan buah kelapa kepada salah seorang suku Sentinel. (Foto: TN Pandit)
Sebelum dan setelah itu, telah ada beberapa catatan terjadinya kontak antara dunia luar dengan suku tersebut sejak tahun 1800-an. Berikut ini lima kejadian Suku Sentinel bertemu manusia modern sebelum bunuh misionaris AS pada November 2018.
1. Kapal dagang India terdampar pada 1867
ADVERTISEMENT
Pada musim panas 1867, Nineveh, kapan dagang India, terdampar di batu-batu karang tak jauh dari Pulau Sentinel Utara. Sebanyak 86 penumpang dan 20 kru kapal berhasil mencapai pantai pulau tersebut.
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Indian Magazine)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Indian Magazine)
Pada hari ketiga, mereka diserang oleh anggota Suku Sentinel. Kapten kapal mengatakan anggota suku yang menyerang berpenampilan telanjang bulat, memiliki rambut pendek, dan hidung yang diwarnai warna merah.
"Mereka membuat suara, seperti 'pa on ough', mata anak-anak panah mereka tampaknya terbuat dari besi," ujarnya dikutip dari The American Scholar.
Waktu itu, anggota kru kapal berhasil menghalau serangan Suku Sentinel dengan potongan kayu dan batu. Mereka kemudian diselamatkan oleh Angkatan Laut Inggris.
2. Angkatan Laut Inggris culik enam anggota Suku Sentinel pada 1880
ADVERTISEMENT
Pada akhir 1800-an, India merupakan salah satu pos koloni penting bagi Inggris. Di sana, Inggris sering melakukan kekerasan untuk mengatur berbagai komunitas berbeda yang hidup di India.
Salah satu yang melakukan kekerasan ini adalah perwira angkatan laut Inggris, Maurice Vidal Portman, yang mengawasi Kepulauan Andaman dan Nikobar. Ia jugalah yang mendokumentasikan suku-suku yang hidup di Andaman.
Portman dan timnya beserta penjelajah dari suku Andaman lain, menjelajahi Pulau Sentinel Utara pada 1880 sambil membawa senjata lengkap. Kala itu mereka bertemu dengan sepasang orang tua dan empat anak-anak Suku Sentinel yang mereka bawa ke Port Blair, ibu kota Kepulauan Andaman dan Nikobar.
Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar. (Foto: Indian Coast Guard/Survival)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar. (Foto: Indian Coast Guard/Survival)
Menurut catatan Portman, pasangan orang tua itu dengan cepat menjadi sakit dan meninggal. Diduga kuat kematian mereka disebabkan oleh kurangnya sistem imun terhadap penyakit modern. Sementara keempat anak dikirim kembali ke Pulau Sentinel Utara dengan berbagai hadiah.
ADVERTISEMENT
Portman sendiri menyesali ulahnya memperkenalkan dunia luar kepada suku-suku di Andaman.
"Asosiasi mereka dengan dunia luar hanya memberikan mereka keburukan, dan ini adalah suatu hal yang sangat saya sesali bahwa suatu ras yang sangat menyenangkan menjadi punah dengan cepat," tulis dia kepada Royal Geographical Society London.
3. Narapidana kabur ke Pulau Sentinel Utara pada 1896
Pada 1896, seorang narapidana India kabur dari koloni Inggris di Pulau Great Andaman. Dia membuat rakit dan berlabuh di Pulau Sentinel Utara.
Tim pencari menemukan tubuhnya beberapa hari kemudian dengan kondisi yang sudah mengerikan. Menurut laporan The American Scholar, tubuh si narapidana terpanah di beberapa bagian dan bagian lehernya digorok.
Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar. (Foto: Indian Coast Guard/Reuters)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Sentinel yang terisolasi dari dunia luar. (Foto: Indian Coast Guard/Reuters)
4. Kru dokumenter National Geographic mengunjungi pulau pada 1974
ADVERTISEMENT
Pada 1974, tim gabungan kru film dokumenter National Geographic, antropolog, dan polisi mengunjungi Pulau Sentinel Utara. Mereka ingin membuat sebuah film dokumenter mengenai orang-orang di Kepulauan Andaman, berjudul "Man in Search of Man".
Anggota Suku Sentinel menembakkan anak panah ke arah tim tersebut saat mereka mendekati pulau. Beberapa polisi lengkap dengan pelindung badan turun dari kapal membawakan beberapa hadiah, seperti kelapa dan mainan, kemudian kembali ke kapal.
Namun Suku Sentinel tetap menembakkan anak panah ke arah mereka. Salah satu anak panah melukai paha seorang sutradara film.
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Future Career Guidance & Counselling India)
zoom-in-whitePerbesar
Suku Sentinel india. (Foto: Facebook/Future Career Guidance & Counselling India)
5. Raja Belgia yang diasingkan kunjungi Pulau Sentinel Utara
Leopold III, raja Belgia yang diasingkan, sempat berjalan-jalan ke Kepulauan Andaman bersama tokoh setempat. Ia dibawa ke daerah dekat Pulau Sentinel Utara.
ADVERTISEMENT
Begitu kapal yang membawa Leopold III mendekati pulau, menurut laporan The Indian Express, suku Sentinel mulai menembakkan anak panah ke arah mereka. Namun, si raja Belgia itu malah merasa senang dan mengatakan bahwa itu adalah hari terbaik dalam hidupnya.