Tentang KamiPedoman Media SiberKetentuan & Kebijakan PrivasiPanduan KomunitasPeringkat PenulisCara Menulis di kumparanInformasi Kerja SamaBantuanIklanKarir
2024 © PT Dynamo Media Network
Version 1.89.0
5 Manfaat Naik Gunung seperti Mas Menteri Nadiem Makarim - Sehatnesia
8 Juni 2023 6:49 WIB
·
waktu baca 4 menitDiperbarui 17 Juni 2023 16:00 WIB
ADVERTISEMENT
Baru-baru ini, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, Nadiem Makarim , melakukan pendakian ke Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat, dengan ketinggian 2851 mdpl. Dia mengunggah foto-foto perjalanan menuju puncak Tambora itu di Instagram miliknya.
ADVERTISEMENT
Kepada kumparan dia bilang menjajaki Tambora bersama sejumlah temannya. Menurutnya, perjalanan menapaki 42 km jalur pendakian selama dua hari adalah petualangan yang seru.
“Menapaki total 42 km jalur pendakian selama dua hari. Menerjang belukar tajam, kehabisan air, cedera, dan komunikasi sempat terputus,” tulis Nadiem dalam akun Instagram miliknya.
“Semuanya terbayar tuntas dengan pemandangan luar biasa di Puncak Gunung Tambora dengan kawah raksasanya yang dihasilkan letusan dahsyat pada 1815 silam,” lanjutnya.
Selama perjalanan Nadiem bertemu dengan rombongan Mahapeta STIE Bima. Mereka sempat mengobrol soal pendidikan dan kehidupan. Bagi Nadiem, Tambora adalah pengingat bahwa yang manis sesungguhnya telah menunggu di ujung perjalanan yang terjal.
Mendaki gunung memang mengasyikan. Selain bisa mengembalikan mood yang rusak, hiking juga menyimpan banyak manfaat lain bagi kesehatan fisik dan mental. Apa saja manfaatnya? Berikut ulasannya.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan kesehatan jantung dan paru-paru
Dalam NCBI dijelaskan bahwa mendaki gunung baik untuk melatih sistem kardiovaskular. Ini karena saat mendaki, seluruh tubuh akan ikut gerak. Perjalanan yang cukup ekstrem membuat kerja jantung dan paru-paru lebih berat dari aktivitas biasanya. Aktivitas ini bisa mencegah penyakit jantung dan stroke.
Pada saat mendaki, suplai oksigen dan peredaran darah dalam tubuh juga ikut meningkat. Udara yang segar di sekitar pegunungan, serta bentangan alam yang dipenuhi dengan tumbuhan berdampak positif untuk kesehatan paru-paru.
Baik untuk kesehatan mental
Saat mendaki gunung, tubuh akan terpapar oleh Matahari dalam waktu cukup lama. Sinar Matahari diketahui dapat membantu meredakan gejala depresi dan meningkatkan suasana hati yang buruk. Pemandangan alam yang indah, suara kicau burung, dan bau hutan yang khas juga dapat membantu meredakan emosi yang tidak diinginkan, seperti ketakutan, kekhawatiran, dan kesedihan. Artinya, kamu akan merasa jauh lebih bahagia saat berada di alam.
ADVERTISEMENT
Dalam studi yang terbit di NCBI pada 2020 menyebut bahwa menghabiskan waktu di alam dapat mengubah sinyal otak dan meningkatkan keadaan yang lebih rileks. Suasana yang lebih rileks ini ampuh dalam mengatasi stres serta membuat ingatan lebih tajam.
Baik untuk Otot dan Tulang
Mendaki gunung adalah latihan fisik yang efektif untuk melatih banyak otot. Ketika mendaki, otot bahu, trisep, otot dada, serratus anterior, dan otot perut akan bekerja untuk menopang tubuh melawan gravitasi sambil mempertahankan posisi.
Otot bokong, paha depan, fleksor pinggul, paha belakang, dan betis semuanya bekerja untuk menggerakkan kaki selama pendakian.
Selain baik untuk otot, hiking juga bermanfaat untuk meningkatkan kepadatan tulang dengan memperkuat jaringan tulang. Ketika tulang lebih kuat, ini penting untuk mengurangi risiko osteoporosis dan mencegah patah tulang.
ADVERTISEMENT
Meningkatkan kerja otak
Mendaki gunung adalah salah satu aktivitas olahraga yang luar biasa. Faktanya, semua olahraga pada dasarnya baik untuk otak. Dalam sebuah penelitian disebutkan bahwa olahraga teratur adalah cara terbaik untuk mencegah demensia. Selain itu, menggabungkan olahraga dengan alam punya manfaat sangat besar dalam mendukung kesehatan kognitif.
Hiking juga bisa jadi media untuk mengasah keterampilan baru yang melibatkan neuroplastisitas atau kemampuan sistem saraf untuk mengakomodasi permintaan dan informasi baru.
“Neuroplastisitas adalah kekuatan super vital dari sistem saraf kita yang membedakan kita dari hewan,” ujar dr. Joyce Gomes-Osman, asisten profesor terapi fisik di University of Miami Miller School of Medicine.
Meningkatkan kekebalan tubuh
Menghabiskan waktu di luar ruangan dapat membantu sistem imun tubuh lebih optimal. Mikroorganisme tak berbahaya yang ditemukan di alam dapat melatih sistem kekebalan tubuh. Dengan kata lain, ini membantu mempersiapkan sistem imun menghadapi infeksi yang lebih serius. Selain itu, sudah diketahui pula sejak lama bahwa aktivitas fisik seperti olahraga dapat memperkuat sistem imun tubuh.
ADVERTISEMENT
Kendati begitu, kalau kamu sudah lama tidak naik gunung, ada baiknya melakukan latihan fisik terlebih dahulu sehingga tubuh terbiasa dengan aktivitas berat dan lebih siap saat mendaki medan yang curam. Semoga bermanfaat.