6 Aksi Nyata Ubah Plastik Jadi Produk Bernilai

8 April 2020 18:23 WIB
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
com-Ilustrasi sampah plastik Foto: shutterstock
zoom-in-whitePerbesar
com-Ilustrasi sampah plastik Foto: shutterstock
ADVERTISEMENT
Tidak bisa dipungkiri, manusia begitu bergantung kepada plastik. Kepraktisan dan kemudahan plastik membuat manusia sulit berpaling dari bahan yang satu ini. Dalam keseharian, hampir semua keperluan sehari-hari melibatkan plastik — belanja, membungkus barang, atau sekadar membungkus makanan di warung, semuanya butuh plastik.
ADVERTISEMENT
Plastik sekali pakai seringkali berakhir menjadi sampah yang berakhir di tempat pembuangan akhir. Namun dengan pengelolaan yang tepat, plastik bekas pakai tidak perlu menjadi sampah. Memerangi penggunaan plastik tidak diperlukan bila kita mau mulai konsisten mengelola sampah plastik dengan langkah awal sederhana, yaitu memilah.
Sampah plastik, jika dikelola dengan baik, dapat memberikan hasil atau manfaat yang lebih — seperti yang dilakukan mereka di bawah ini.
1. Memanfaatkan Sampah Plastik Menjadi Benda Artistik
com-Ecobrick Foto: spot.ph
Kecintaan dan keprihatinan pasangan suami istri Russell Maier (Kanada) dan Ani Himawati (Indonesia) terhadap lingkungan mendorong keduanya untuk mengatasi sampah plastik. Hal yang dilakukannya pun sangat sederhana, efektif, dan artistik, yakni dengan menggunakan metode ecobrick.
Ecobrick adalah cara untuk meminimalisir sampah dengan media botol plastik yang diisi penuh dengan sampah anorganik (sampah yang tak dapat diuraikan atau membutuhkan waktu lama untuk terurai) hingga benar-benar keras dan padat.
ADVERTISEMENT
Tujuan dari ecobrick adalah untuk mengurangi sampah berbahan dasar plastik, serta mendaur ulangnya dengan media botol plastik untuk dijadikan sesuatu yang berguna seperti meja, kursi, tembok, maupun barang kesenian lainnya — yang bahkan memiliki nilai jual. Metode ini terbukti mengurangi jumlah sampah plastik di Kanada, negara kelahiran salah satu pencetus ecobrick, Russell Maier.
2. Menyulap Sampah Plastik Menjadi Paving Block (Conblock)
com-Paving Block (Conblock) dari plastik Foto: Shutterstock
Salah satu penyebab sampah plastik Indonesia menumpuk adalah pengelolaan sampah yang masih buruk. Asosiasi Industri Plastik Indonesia (INAPLAS) memaparkan tingkat daur ulang sampah plastik di Indonesia masih rendah: dari total sampah plastik yang mencapai sekitar 65 juta ton per tahun, 45 persen tidak terkelola.
Berbagai upaya telah dilakukan untuk mengendalikan sampah, salah satunya mengampanyekan zero plastic bag. Namun hal tersebut jelas membutuhkan waktu dan proses. Dibutuhkan upaya lain untuk mengendalikan sampah plastik, seperti yang dilakukan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) di Kabupaten Kendal, yakni mengolah sampah plastik menjadi bahan material konstruksi yaitu paving block (conblock).
ADVERTISEMENT
Selain ramah lingkungan, paving block dari limbah plastik ini memiliki keunggulan. Di antaranya adalah lebih ekonomis, ringan tapi lebih kuat, tidak mudah pecah, dan tidak licin saat diguyur air hujan. Pemanfaatan sampah plastik menjadi paving block juga turut meningkatkan perekonomian warga karena memiliki daya tarik dan nilai jual tinggi.
3. Mengolah Sampah Plastik Jadi Bahan Bakar Minyak (BBM)
com-Ilustrasi peneliti Foto: Shutterstock
Menurut Kepala Balai Besar Kimia dan Kemasan (BBKK) Roy Sianipar, solar di Indonesia masih mengandung banyak pengotor dan cetane number yang rendah. Hal tersebut dikarenakan solar tidak didestilasi sesuai dengan titik didih solar, yakni 250-350 derajat Celsius.
Guna menindaklanjuti hasil penelitian tersebut, Roy mengatakan, diperlukan pembuatan standar produk-produk berupa bahan bakar dan pelarut yang berbahan baku limbah plastik. Sejak tahun 2009, BBKK telah melakukan riset mengenai pengolahan sampah plastik jenis polietilena (kantong plastik).
ADVERTISEMENT
Penelitian ini menggunakan dua macam alat: pirolisis skala 5 kilogram dan alat fraksionasi 5 liter. Hasilnya, produk (solar, minyak tanah, dan premium) dari sampah plastik memiliki karakteristik lebih tinggi, sehingga direkomendasikan oleh Lemigas untuk dijadikan pelarut, dan telah diuji mendekati jenis pelarut produksi perusahaan energi nasional.
4. Meraup Rupiah dari Bisnis Kerajinan Daur Ulang Sampah
com-Barang hasil daur ulang plastik Foto: pinterest
Sampah plastik yang dikelola dengan baik akan menjadi berkah tersendiri bagi pengelolanya. Ini yang terjadi kepada Fajar Purwaningsih, warga Dusun Metes, Bantul, Yogyakarta.
Berawal dari gerakan pemberdayaan masyarakat untuk mengelola sampah di lingkungan sekitar rumahnya, Fajar bisa mendapatkan pundi-pundi rupiah dari bisnis kerajinan daur ulang sampah.
Diberi nama Radite Collection, Fajar bersama warga lainnya mampu menghasilkan produk kerajinan daur ulang sampah seperti sandal, dompet, tas, tempat laptop, gantungan kunci, piring hias, payung, dan lainnya.
ADVERTISEMENT
Permintaan akan produk daur ulang sampah terus meningkat setelah Fajar melakukan promosi melalui internet. Bahkan ada juga pesanan yang datang dari luar negeri, salah satunya dari Perancis.
5. Kembangkan Pengolahan Sampah Plastik Jadi Energi Listrik
com-llutrasi lampu Foto: shutterstock
Indonesia menduduki peringkat kedua dalam hal pembuang sampah plastik terbanyak di dunia. Oleh sebab itu berbagai inisiasi pengolahan sampah kini tengah digalakkan, seperti yang dilakukan pemerintah Provinsi Jawa Timur.
Pemprov Jawa Timur kini tengah melakukan berbagai upaya untuk mempercepat pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Plastik di Sidoarjo dan Surabaya, sebagai bagian dari rencana pemerintah pusat mengatasi masalah sampah plastik, serta pelaksanaan Peraturan Daerah Jawa Timur tentang Rencana Umum Energi Daerah (RUED).
PLTSa ini telah diuji coba Pemprov Jatim di salah satu pabrik di Kabupaten Mojokerto. Hasilnya, pengolahan sampah plastik yang dikelolanya mampu menghasilkan energi listrik sebesar 7,5 megawatt.
ADVERTISEMENT
6. Menerapkan Teknologi Waste to Energy di TPPAS
com-Ilustrasi Tempat Pembuangan Sampah Foto: Shutterstock
Selain Pemprov Jawa Timur, Pemprov Jawa Barat juga serius dalam mengelola sampah plastik menjadi sumber energi listrik. Pemprov Jabar kini tengah menerapkan teknologi waste to energy di TPPAS Legok Nangka, Nagreg, Bandung. Legok Nangka dipilih berdasarkan hasil studi kelayakan dari semua kajian para ahli. Lahannya yang luas mampu menampung sampah jangka panjang.
Di TPPAS yang rencananya akan mulai beroperasi pada 2022 ini, Pemprov Jabar akan menerapkan pengolahan sampah dengan menghasilkan energi, seperti waste to energy menjadi listrik atau menjadi PLTSa. Di Legok Nangka, sampah tidak lagi menjadi ancaman, tetapi diubah menjadi sesuatu yang bermanfaat untuk masyarakat.
Itulah beberapa upaya yang dilakukan untuk menekan tumpukan sampah plastik. Jika dikelola dengan baik, plastik dapat memiliki manfaat yang lebih untuk kehidupan manusia.
ADVERTISEMENT
Story ini merupakan bentuk kerja sama dengan PT Chandra Asri Petrochemical Tbk.