60 Tahun Lalu, Sebuah Bom Nuklir Raksasa Pernah Meledak di Atas Langit AS

20 Juli 2022 11:33 WIB
·
waktu baca 2 menit
comment
0
sosmed-whatsapp-white
copy-link-circle
more-vertical
Ledakan bom nuklir di atas langit AS.  Foto: US Gov/Public Domain
zoom-in-whitePerbesar
Ledakan bom nuklir di atas langit AS. Foto: US Gov/Public Domain
ADVERTISEMENT
Pada 9 Juli 1962, orang-orang berkumpul di pantai Honolulu, Hawaii, AS, untuk menyaksikan pemandangan tak biasa di atas langit, di mana sebuah bom nuklir meledak di luar angkasa.
ADVERTISEMENT
Peristiwa itu dikenal sebagai Starfish Prime, bagian dari serangkaian uji coba nuklir yang diledakkan di atas langit atau disebut “Operation Fishbowl”.
Selama pengujian, militer AS meluncurkan Lima bom nuklir ke angkasa dengan total mencapai 1,4 megaton. Kekuatannya setara pelepasan energi 1,4 juta ton TNT yang diledakkan secara bersamaan.
Ketika bom diledakkan sekitar 400 kilometer di atas langit di Pulau Johnston di Samudra Pasifik, tiba-tiba muncul cahaya terang seperti aurora di langit yang gelap.
“Di Kwaialein, 2.253 km ke barat, mendung tebal memperpanjang ufuk timur hingga ketinggian 5 atau 8 derajat,” kata seorang saksi mata yang melihat peristiwa tersebut sebagaimana dikutip IFL Science.
“Cakrawala menyapu berbelok ke bawah menuju kutub dan menghilang dalam hitungan detik, kemudian digantikan oleh cahaya cincin spektakuler, perlahan bergerak keluar dari ledakan dan akhirnya berhenti ketika cincin terluar berada 50 derajat di atas kepala. Cahaya itu tidak hilang, tapi bertahan dalam keadaan diam yang membeku,” tambahnya.
Pemandangan bom nuklir yang diledakkan di atas langit AS. Foto: Public Domain/US Military
Ketika cahaya hijau berubah menjadi ungu dan mulai memudar, cahaya merah terang muncul di cakrawala. Kondisi ini diselingi dengan pelangi putih luar biasa, bertahan tidak kurang dari tujuh menit.
ADVERTISEMENT
Uji coba ini dirancang untuk menguji efek pada medan magnet bumi, dan mencari tahu apakah ledakan nuklir di ruang angkasa dapat dijadikan senjata melawan Soviet. Faktanya, ledakan itu ternyata sangat efektif untuk mematikan beberapa satelit akibat pengaruh radiasi tinggi.
"Beberapa sistem elektronik dan listrik di Kepulauan Hawaii, 1400 kilometer jauhnya, terpengaruh, menyebabkan kegagalan sistem penerangan jalan, memicu alarm pencuri menyala, dan kerusakan fasilitas telekomunikasi," tulis sebuah laporan tahun 2012 yang ditulis di globalsecurity.org.
Dari sini peneliti mengetahui, ledakan nuklir di angkasa ternyata berpotensi mengganggu atau merusak sistem elektronik dan listrik di sebagian Amerika Serikat, terjadi hampir secara bersamaan pada waktu yang telah ditentukan.